Dengan begitu banyaknya pilihan investasi yang sering ditawarkan orang ke Anda, kadang tidak mudah bagi seorang professional sekalipun untuk menentukan pilihannya – apalagi bagi masyarakat awam. Pengelola dana-dana investasi pada umumnya mengembangkan trik-trik tersendiri yang dibangun berdasarkan skills dan pengalamannya. Di antara trik-trik tersebut, saya pilihkan yang paling mudah dan kemudian saya sederhanakan dalam tulisan ini – menjadi sedemikian mudah dan sederhana – karena mirip dengan permainan kelereng sewaktu kita kecil.
Waktu kecil dahulu, saya suka sekali bermain kelereng di kampung. Untuk menyimpan kelereng yang jumlahnya banyak, perlu kotak tersendiri. Kelereng-kelereng yang paling sering saya gunakan untuk bermain – untuk gacoan misalnya – maka harus saya taruh di tempat paling atas di dalam kotak agar mudah saya temukan. Bila posisinya tidak diatas akan perlu waktu untuk mengaduk-aduk seisi kotak untuk menemukan gacoan ini.
Nah mengelola dana investasi adalah mirip dengan mengelola kelereng dalam kotak tersebut. Sumbu-sumbu kotaknya adalah profitability (sumbu x) , liquidity (sumbu y) dan solvability (sumbu z). Setiap jenis investasi memiliki karakter tersebiri dalam hal profitability, liquidity dan solvability-nya. Ketiganya menentukan posisinya di dalam kotak investasi atau saya sebut saja investment box.
Untuk mudahnya masing-masing sumbu kita bagi dalam skala tiga saja yaitu rendah (1) , sedang (2) dan tinggi (3). Posisi investasi tertentu didalam investment box di tentukan oleh kordinat xyz-nya. Lantas apa yang menentukan mana yang rendah, sedang dan tinggi di masing-masing sumbu ?. Masing-masing orang bisa punya cara tersendiri. Kalau saya, yang saya gunakan saat ini adalah sebagai berikut :
Untuk profitability, batasan yang saya gunakan adalah tingkat inflasi bahan pangan. Semua bentuk investasi harus bisa mengalahkan inflasi bahan pangan yang rata-ratanya 12 % selama lima tahun terakhir. Bila hasil investasi kurang dari inflasi bahan pangan, saya kategorikan hasil investasi rendah. Sampai dua kali inflasi bahan pangan (24%) saya kategorikan sedang, dan diatas itu baru tinggi.
Untuk liquidity adalah apabila dana dari investasi tersebut bisa kita cairkan kapan saja kita butuhkan – tanpa syarat, maka kategorinya tinggi (seperti kelereng yang berada di bagian kotak paling atas !), bila memerlukan proses dan waktu tertentu saya kategorikan sedang – dan bila pencairannya bersyarat – seperti ketika Anda mau mencairkan dana asuransi harus mencapai usia tertentu atau Anda harus meninggal dahulu misalnya – maka yang ini saya kategorikan rendah.
Untuk solvability adalah bandingannya apabila ada pinjaman untuk modal investasi Anda tersebut. Bandingannya adalah standar appresiasi harga emas yang berada di kisaran 20% per tahun selama lima tahun terakhir. Mengapa emas yang saya gunakan untuk standar ?, karena pinjaman berbasis emas dan dikembalikan dalam bentuk emas dengan jumlah yang sama inilah yang paling adil dan tidak mengandung riba. Bila investasi Anda mampu melebihi apresiasi harga emas, maka pertumbuhan asset Anda akan lebih dari cukup untuk mengembalikan pinjaman modal yang berupa emas – maka jenis investasi ini yang saya kategorikan memiliki solvability tinggi. Bila hanya pas-pasan di kisaran appresiasi emas saya kategorikan sedang dan bila tidak cukup untuk mengembalikan pinjaman modal yang berupa emas – saya kategorikan rendah dalam hal solvability karena makin lama hutang makin tidak terbayar.
Dengan kriteria dan asumsi tersebut diatas, maka marilah kita lihat posisi masing-masing contoh jenis investasi yang ada di pasaran atau di lingkungan kita sebagai berikut
Asuransi
Untuk Asuransi, posisinya saya taruh di koordinat (1,1,1) artinya profitability rendah (pada umumnya dibawah inflasi bahan pangan), liquidity rendah karena pencairannya pada umumnya bersyarat yaitu bila kita mencapai usia tertentu, bila kita meninggal dlsb. Solvability juga saya kategorikan rendah karena hasil yang lebih rendah dari apresiasi emas – Anda tidak mungkin bisa mengembalikan pinjaman emas yang sama bila emas tersebut digunakan untuk membayar premi asuransi.
Reksadana
Reksadana saya taruh dalam kordinat (2,2,2) artinya profitability sedang – kadang bisa melampau inflasi bahan pangan, liquidity sedang karena perlu proses tertentu untuk mencairkannya, dan solvability juga sedang – kadang cukup untuk mengembalikan pinjaman emas – kadang juga tidak.
Manufaktur
Ini asumsinya Anda berinvestasi langsung di sektor produksi, posisinya saya taruh di koordinat (3,2,3). Dengan asumsi Anda menerjuni bidang yang memang Anda kuasai, maka umumnya manufaktur bisa dengan mudah memberikan tingkat keuntungan yang melebihi angka inflasi bahan pangan sekalipun, namun dari sisi liquidity saya kategorikan sedang karena tidak semua asset bisa dengan mudah dicairkan. Dari sisi solvability saya kategorikan tinggi karena asset usaha pada umumnya akan tumbuh lebih cepat dari appresiasi emas – karena dia adalah harta yang berputar.
Property
Untuk property saya taruh di koordinat (2,1,2) , dia lumayan profitable bila dapat lokasi yang baik, rendah dalam hal liquidity karena tidak mudah menjualnya bila kita memerlukan dana dari investasi property ini. Dan dari sisi solvability – kurang lebih tumbuh mirip dengan pertumbuhan harga emas.
Kebun
Untuk kebun saya taruh di koordinat (3,1,3) yaitu sangat profitable bila ditangani oleh yang memang memahami bidangnya, sebagai contoh satu batang benih pohon jinjing harganya hanya Rp 1,000. Setelah lima tahun pohon ini bila tumbuh baik harganya dengan mudah akan mencapai ratusan ribu. Liquidity-nya rendah karena hanya akan bisa dipanen setelah mencapai usia tertentu – lima tahun atau lebih. Tinggi dalam hal solvability karena didanai dengan pinjaman emas-pun insyaAllah akan lebih dari cukup untuk mengembalikannya.
Deposito
Deposito saya taruh di posisi koordinat (1,2,1) , rendah dari sisi profitability karena semua Deposito saat ini memberikan hasil yang lebih rendah dari inflasi bahan pangan. Sedang dalam hal liquidity karena perlu waktu tertentu untuk mencairkannya, dan rendah dalam arti solvability karena bila dana diposito Anda diukur dari pinjaman emas – maka pinjaman tersebut akan semakin berat untuk bisa dibayar dengan hasil deposito Anda.
Tabungan
Agak mirip dengan deposito, yaitu rendah dalam hal profitability dan rendah pula dari sisi solvability tetapi tinggi dalam hal liquidity karena tabungan Anda bisa dicairkan kapan saja. Maka posisi tabungan berada di koordinat ( 1,3,1).
Emas/Dinar
Emas/Dinar berada di posisi koordinat (2,3,3), sedang dalam hal profitability, tinggi dalam hal liquidity (bisa dijual kapan saja dan dimana saja ) dan tinggi pula dalam hal solvability. Pinjaman emas/Dinar selalu dapat dibayar dengan emas/Dinar pula setiap saat.
Perdagangan
Inilah primadonanya investasi langsung di koordinat (3, 3, 3), yaitu profitability-nya yang tinggi. Bila modal Anda Rp 1 juta untuk berdagang dengan turnover awalnya Rp 1 juta per minggu dan untung bersih yang Anda investasikan kembali adalah 1 %, maka pada akhir tahun uang Anda menjadi Rp 1,000,000 x (1+ 1%) ^ 52 (52 minggu dalam satu tahun !) = Rp 1,677,689. Liquidity tinggi karena harta para pedagang yang terus berputar antara barang dagangan – uang – dagangan – dan uang kembali begitu seterusnya. Solvability juga tinggi karena dia akan terus mampu mengembalikan pinjaman modal yang dikukur dalam emas sekalipun. Mungkin inilah yang menjadikan perdagangan itu 9 dari 10 pintu rizki !.
Dengan mengetahui posisi ‘kelereng-kelereng’ investasi tersebut, InsyaAllah Anda akan lebih mudah menentukan komposisi investasi Anda. Memang tidak straight forward Anda dapat langsung jump ke perdagangan – karena untuk ini diperlukan skills yang perlu terus dikembangkan.
Sebaliknya juga demikian, asuransi yang berada di kordinat (1,1,1) tidak harus serta merta ditinggalkan, keberadaanya masih diperlukan untuk risk sharing atau taawun – tolong menolong – dalam menghadapi risiko. Yang diperlukan hanyalah memperjelas posisi, bahwa ketika Anda membeli asuransi adalah karena fungsinya untuk bisa ber-taawun ini – sedangkan untuk investasinya, banyak yang lebih menarik seperti alternatif-alternatif tersebut.
Contoh lain dari bentuk investasi yang kurang menarik tetapi sangat kita butuhkan adalah tabungan di bank; dari sisi profitability memang rendah – tetapi sampai saat ini tabungan atau rekening koran di bank masih menjadi alternatif pengelolaan cash kita yang paling efektif. Toh kita memang tidak perlu membawa atau menyimpan tunai di bawah bantal kan ?. Jadi manfaatkan bank untuk keperluan cash manajemen, pembayaran dan sejenisnya – tetapi untuk investasi gunakan pilihan lain yang lebih menarik.
Dengan memahami kelemahan dari masing-masing karakter investasi tersebut diatas, kita juga bisa melakukan perbaikan-perbaikannya. Misalnya ketika saya menanam pohon jinjing saya tahu bahwa saya tidak akan bisa mengharapkan hasilnya paling tidak sampai lima tahun mendatang, maka untuk mengongkosi operasi day-to-day dan upah bagi yang merawatnya sampai lima tahun yang akan datang – di kebon jinjing tersebut saya pelihara kambing dan jamur. Susu kambing dan jamur dapat menjadi income harian yang mengkompensasi investasi jinjing tersebut.
Lebih dari itu semua, Anda juga bisa tidak setuju dengan letak kelereng-kelereng tersebut. Ini toh ‘kelereng’ investasi Anda sendiri, Anda bebas menentukan tempatnya dimana saja – asal Anda memiliki kriteria atau pertimbangannya yang jelas.
Selamat bermain kelereng...:)
(Muhaimin Iqbal, Gerai Dinar, 30 Januari 2011)