Meskipun sudah hampir seperempat abad saya mengemudi di Jakarta, saya tidak pernah hafal jalan kecuali jalan-jalan utama yang biasa saya lalui. Karena tidak paham jalan ini, saya menjadi tidak PD (Percaya Diri) untuk mengemudi ke daerah-daerah yang saya tidak familiar. Namun alhamdulillah, kini dengan GPS yang semakin canggih dan harganya semakin murah – hanya sekitar 1 Dinar – saya sudah bisa mengemudi dengan PD di manapun di Jakarta. Selain menampilkan peta jalan, GPS kini dapat di setel untuk memberikan petunjuk dalam bentuk suara, dimana harus belok, dimana masuk dan keluar tol dlsb. dan bahkan akan mengingatkan kita bila salah ambil jalan !.
Merintis usaha baru adalah mirip anak udik yang nyetir di metropolitan tersebut, tidak PD, tidak tahu jalan, sering salah jalan, kena tilang, harus sering bertanya agar tidak tersesat dan berbagai masalah lainnya. Maka bila kita bisa membuat peta jalan atau roadmap yang jelas atas perjalanan usaha yang akan kita tempuh, insyaAllah kita akan lebih PD menempuh perjalanan di belantara metropolitan usaha ini.
Secara sederhana, roadmap usaha dapat digambarkan seperti dalam ilustrasi dibawah. Tiga landmarks utamanya adalah death valley, local max dan big max. Apa dan bagaimana death valley sudah beberapa kali saya bahas melalui tulisan-tulisan sebelumnya. Dalam tulisan ini saya akan fokus pada local max dan big max.
Ketika usaha Anda telah berhasil melalui waktu kritisnya di awal-awal usaha, strategi usaha Anda akan mulai membuahkan hasil yang ditunjukkan oleh klien-klien yang mulai membeli produk Anda, kontrak-kontrak kerja yang akan mengokohkan penjualan Anda dst. (titik A di grafik). Tidak lama setelah itu usaha Anda akan mencapai puncak sementara-nya yang kita sebut local max.
Local max ini adalah ketika resources awal yang Anda miliki sudah mentog, ini bisa terkait dengan modal, kapasitas pabrik, luasan lahan, kemampuan manajerial dan berbagai resources lainnya. Karena income mentog sedangkan biaya seperti gaji karyawan, bahan baku, dlsb. terus tumbuh karena inflasi, juga pesaing-pesaing dari berbagi penjuru mengepung Anda dan berbagai masalah ikutan lainnya –net income Anda akan terus tergerus – maka sampailah (untuk sementara) senjakala usaha Anda ( titik B).
Bila tidak ada terobosan yang luar biasa, maka kinerja usaha Anda akan terus merosot menuju titik C. Tidak seburuk diawal usaha ketika Anda masih di death valley memang, tetapi juga pada titik ini kejayaan usaha Anda telah lewat. Dalam kondisi seperti ini kalimat yang sering muncul di perusahaan Anda adalah kalimat “....dahulu kami pernah....” dst. Tidak terhitung banyaknya perusahaan yang saya temui dalam kondisi “....dahulu kami pernah....” ini.
Tetapi ini juga bukan akhir segalanya, saat itulah entrepreneurship yang sesungguhnya dari seorang pengusaha akan teruji. Bila dia berhasil melalui titik C dengan terobosan yang tidak dimiliki industri atau pesaing-pesaing di jamannya, maka sangat bisa jadi dia akan melaju ke pencapaian berikutnya yang ditandai dengan adanya terobosan-terobosan dalam hal produk, pasar, distribution channel, positioning, new business model, manjemen dlsb. (titik d dalam grafik). Bila titik d ini bisa dilalui, maka sangat bisa jadi dalam waktu yang tidak terlalu lama perusahaan akan bisa mencapai puncak keberhasilan tertingginya yang disebut big max.
Dari sejarah kinerja perusahaan modern yang sering sekali menjadi inspirasi untuk terobosan pada jamannya adalah apa yang dilakukan oleh Ray Kroc yang membesarkan jaringan restaurant cepat saji McDonald.
Ray Kroc sebenarnya bukanlah pendiri dari McDonald; pendiri McDonald adalah McDonald bersaudara. Namun meskipun McDonald bersaudara berhasil membuat lini perakitan untuk burger dan sandwich yang sangat maju, kinerjanya tidak terlalu menonjol diantara puluhan ribu restaurant yang sudah ada waktu itu. Ray Kroc-lah yang mulai mengembangkan jaringan wara labanya dan akhirnya membeli McDonald corporation-nya sendiri hanya tujuh tahun sejak pertama kali dia membuka waralabanya yang pertama.
Intinya adalah secemerlang apapun ide usaha Anda dan secanggih apapun teamnya, akan lebih mudah bila Anda memiliki pula roadmap yang jelas – sampai sejauh mana usaha yang Anda rintis tersebut nantinya akan berjalan. Bila untuk menempuh perjalanan panjang usaha tersebut resources awal tidak lagi memadai untuk menyelesaikan misinya – maka Andapun harus legowo bila ada team atau resources lain yang bisa menyempurnakannya.
Sebagian besar perusahaan “...dahulu kami pernah...” yang berhenti di titik c dan tidak pernah sampai ke titik d apalagi mencapai big max-nya , penyebabnya adalah apa yang dalam bahasa sunda disebut “ kusorangan teu becus, kubatur ulah...”, diri sendiri tidak bisa – ditangani orang lain tidak rela !.
Seperti kebutuhan akan GPS tersebut diatas, ketika Anda duduk di driving seat kemudi usaha – Anda akan lebih mudah untuk PD bila setiap saat Anda tahu persis sedang berada dimana dan hendak kemana. Selamat menikmati perjalanan usaha Anda ...!. (Muhaimin Iqbal, Gerai Dinar, 11 Februari 2011)