Dinar dan Dirham



Dinar dan Dirham
Dinar adalah mata uang berupa koin yang terbuat dari emas dengan kadar 22 karat (91,7 %) dan berat 4,25 gram. Dirham adalah mata uang yang terbuat dari Perak Murni dengan berat 2,975 gram. Dinar dan Dirham adalah mata uang yang dipakai pada zaman Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam . Pada era kekhalifahan Umar bin Khatab, ditetapkan bahwa Dinar dan Dirham memiliki standart seperti tersebut diatas. Di Indonesia, Dinar dan Dirham diproduksi oleh Logam Mulia, unit bisnis dari PT Aneka Tambang, Tbk, dan disertai Sertifikat setiap kepingnya. Keaslian dan keakuratan berat dan kadarnya telah diuji dan disertifikasi oleh KAN (Komite Akreditasi Nasional) dan oleh LBMA (London Bullion Market Association). Dinar dan Dirham saat ini belum diakui secara resmi oleh Pemerintah sebagai alat tukar, sehingga pengenalan kembali Dinar dan Dirham di kalangan umat, digunakan pendekatan sebagai bentuk investasi/tabungan dan pelindung aset/harta umat. Dinar sebagai mata uang yang berasal dari Dunia Islam, sepanjang sejarah telah terbukti memiliki daya beli yang stabil lebih dari 1400 tahun. Dalam kurun 40 tahun terakhir, Rupiah mengalami penurunan daya beli akibat INFLASI rata-rata 8 % per tahun, sedangkan US Dollar mengalami penurunan rata-rata 5 % per tahun. Sebaliknya dalam kurun waktu yang sama, nilai Dinar mengalami kenaikan nilai rata-rata 28,73 % per tahun terhadap Rupiah dan kenaikan rata-rata 10,12 % per tahun terhadap US Dollar. Bandingkan dengan bagi hasil Deposito di Bank yang berkisar 6 % - 8 %. Dinar dapat digunakan sebagai investasi/tabungan jangka menengah/panjang, sangat cocok untuk rencana jangka panjang seperti menunaikan ibadah haji, biaya pernikahan anak, biaya sekolah anak, biaya membeli/perbaikan rumah, warisan (Islam melarang kita meninggalkan keturunan yang lemah) dan lain sebagainya. Beban biaya dan kebutuhan hidup yang semakin berat memang tidak terasa ... dengan asumsi inflasi 7,5 % per tahun saja, biaya hidup kita dalam Rupiah akan meningkat lebih dari 100 % dalam 10 tahun mendatang. Kekuatan khasanah keadilan mata uang Dinar dapat dimanfaatkan untuk melindungi aset/harta kita dari kehancuran/penurunan nilai uang seperti yang pernah terjadi di Indonesia, yaitu Sanering Rupiah tahun 1965 dan Krisis Moneter tahun 1997-1998.


Grafik Harga Dinar dalam IDR dan Dollar
Gerai narDinar Bangkalan
Dinar Emas memiliki 3 fungsi : Sebagai alat tukar, Timbangan yang adil dan Perlindungan nilai. Dinar emas untuk membangun ketahanan ekonomi dan memakmurkan umat tetapi tidak untuk ditimbun!.
Jual Beli Dinar Emas dan Dirham Perak Bersertifikat produksi PT Aneka Tambang (Antam) persero dan PT Peruri (Persero)
Jl. Nangka, Kamal Madura 69162
Kontak:
Amy : 081554481448
Email : gerainardinarbkl@gmail.com

Dapatkan discount belanja 10 % untuk pembelian produk Thibbunnabawy dan herba di Toko herba online BaherbA (www.baherba.blogspot.com), bagi setiap pembelian dinar di Gerai narDinar.

Trend Harga Dinar Dalam 3 Bulan

Selasa, 29 November 2011

Pilihan Investasi : Antara Saham vs Emas…

Saya sering sekali mendapatkan pertanyaan yang terkait pilihan investasi antara saham atau emas, baik dari kalangan investor individu maupun korporasi. Saya sudah pernah menulisnya dari thesis S 2 Ibu Sri Pangestuti lebih dari setahun lalu – juga dalam beberapa tulisan sebelumnya, namun karena masih banyak pertanyaan dan juga sambil meng-update data – analisa sejenis saya munculkan lagi dalam tulisan ini dengan data yang lebih baru.

Data-data yang saya gunakan dalam tulisan ini berasal dari dua sumber yaitu dari Kitco untuk data emas, dan dari saluran Yahoo Finance untuk data bursa saham dunia yang terwakili olehDow Jones Industrial Average (DJIA) maupun saham-saham di Indonesia Stock Exchangeyang terwakili melalui IHSG-nya. Masing-masing saya ambil data untuk lima tahun untuk dapat menggambarkan situasi yang berkembang dalam perekonomian Indonesia maupun global akhir-akhir ini.

Saya tidak akan gunakan analisa teknis, tetapi cukup dengan menggunakan tiga ilustrasi dibawah untuk memberi gambaran mana yang lebih menarik bila harus memilih investasi antara saham atau emas.

Grafik pertama dibawah memberikan ilustrasi kinerja saham-saham di dunia yang terwakili oleh DJIA. Dengan mudah kita bisa melihat bahwa kinerja DJIA cenderung menurun dari kisaran angka 12,500 ke kisaran 11,500 dalam lima tahun terakhir, sebaliknya pada periode yang sama harga emas melonjak dari kisaran angka US$ 600-an/ozt ke kisaran angka mendekati US$ 1,800/ozt.

Emas vs Dow
Emas vs Dow

Artinya untuk jumlah emas yang sama yang Anda miliki lima tahun lalu, rata-rata akan mendapatkan tiga kali jumlah saham yang lebih banyak bila Anda belanjakan untuk membeli saham-saham perusahaan kelas dunia di bursa internasional. Grafik kedua dibawah menggambarkan hal ini dalam bentuk trend Dow Gold Ratio.

Dow Gold Ratio
Dow Gold Ratio

Lantas bagaimana kinerja saham yang ada di Indonesia ?. Rata-rata lima tahun terakhir memang lebih baik dari saham di bursa global, namun tetap belum bisa melebihi kinerja emas dalam periode yang sama. Lebih jauh lagi dalam grafik dibawah, kita bisa tahu bahwa kinerja saham ternyata lebih berfluktuasi atau lebih beresiko ketimbang emas. Artinya trend lima tahun terakhir masih sejalan dengan trend yang lebih panjang yang dikaji oleh Ibu Sri Pangestuti dalam thesisnya tersebut diatas, bahwa emas memberikan hasil lebih baik dan dengan resiko yang lebih kecil.

Emas vs IHSG
Emas vs IHSG

Tetapi bagaimana dengan sektor riil bila orang terus rame-rame pindah ke emas ?, inilah yang sering saya sampaikan bahwa emas hanyalah untuk mempertahankan nilai agar hasil jerih payah kita tidak tergerus oleh inflasi. Investasi idealnya adalah bila kita bisa memutar sendiri dana kita di sector riil dengan baik, insyaallah hasilnya akan lebih baik dari emas dan otomatis akan lebih baik dari saham karena ternyata saham tidak lebih baik dari emas seperti yang ditunjukkan oleh grafik-grafik tersebut diatas.

Inilah jawaban saya untuk Anda yang masih menanyakannya. Wa Allahu A’lam. (Muhaimin Iqbal, 24 November 2011)

Senin, 28 November 2011

Kemana Harga Emas Akhir Tahun 2011…?

Krisis di Eropa sejak beberapa bulan lalu mulai membawa korbannya, dua pemimpin negara terpaksa mundur bulan ini yaitu di Yunani George Papandreou digantikan oleh Lucas Papademos, dan tidak lama kemudian  di Italy Perdana Menteri Silvio Berlusconi terpaksa mundur digantikan sementara  oleh Mario Monti. Krisis di Eropa ini nampaknya masih akan terus membawa korban, tetapi korban-korban berikutnya kemungkinan sudah bukan para pemimpinnya sendiri melainkan para pemain pasar dan pelaku usaha.

Ketidak pastian ekonomi yang luar biasa di Eropa ini sementara akan ‘menyembunyikan’ masalah yang tidak kalah besarnya di Amerika. Dua ekonomi besar yang sama-sama buruk (Uni Eropa dan Amerika) inilah yang akan terus mengguncang pasar dalam beberapa pekan kedepan setidaknya sampai akhir tahun.

Terhadap harga emas dunia yang dinilai dalam US Dollar, krisis tersebut akan memiliki pengaruh berbeda untuk jangka pendek dan jangka panjang. Bila krisis di Eropa yang meningkat, awalnya pasar emas merespon naik karena investor membutuhkan safe heavenuntuk mengamankan aset-asetnya, namun ketika krisis terus memuncak dan mereka membutuhkan alat transaksi untuk tetap menjalankan usahanya – maka mereka akan berburu Dollar yang berakibat pada turunnya harga emas oleh dua sebab yaitu naiknya daya beli Dollar dan meningkatnya supply emas (karena banyak yang menjualnya).

Pasca puncak krisis di Eropa , harga emas akan terus meningkat karena daya beli uang kertas yang menurun disebabkan oleh metode penyelesaian krisis melalui pencetakan uang dalam jumlah besar dengan berbagai sebutannya.

Krisis yang sama bila terjadi di US juga akan memiliki pola yang mirip terhadap harga emas dunia, hanya fluktuasi menurunnya harga emas di puncak krisis tidak sehebat krisis yang sama di Eropa. Hal ini karena penyebab penurunan harga emas di puncak krisis Amerika - ketika orang membutuhkan likwiditas - ter-offset  oleh penurunan daya beli US$ itu sendiri.

Untuk memudahkan pemahaman pengaruh krisis Eropa dan Amerika ini terhadap harga emas dapat dilihat di ilustrasi grafik dibawah.

Pengaruh Krisis Terhadap Harga Emas Dunia
Pengaruh Krisis Terhadap Harga Emas Dunia

Lantas apa maknanya grafik ini terhadap harga emas dalam jangka pendek sampai akhir tahun 2011 ini ?. Karena yang lebih dominan sampai beberapa pekan ke depan nampaknya masih krisis Eropa, maka harga emas masih cenderung berfluktuasi mengikuti garis biru – artinya bisa berfluktuasi menurun yang kuat sebelum kemudian baru naik melebihi angka tertinggi sebelumnya.  Jadi sampai akhir tahun kemungkinan besarnya harga emas tidak akan terlalu tinggi, range perkiraan saya sendiri hanya akan berkisar di angka US$ 1,800/Ozt.

Dalam setahun sampai dua tahun kedepan, dua pengaruh jangka panjang krisis Eropa dan Amerika akan berjalan bersama – yaitu sama-sama menurunkan daya beli uang mereka – saat itulah harga emas kembali melonjak sebagaimana melonjaknya harga emas tahun ini yang tidak lepas dari efek jangka panjang Quantitative Easing I di Amerika pada saat mereka mengatasi krisis 2008. Jadi kalau Anda mengharapkan harga emas melampaui US$ 2,000/Ozt, kemungkinan Anda harus sabar menunggu sampai tahun 2012 atau bahkan 2013.

Sejarah akan terus berulang , bagi yang mau belajar dari sejarah itu insyaAllah akan bisa mengambil manfaatnya dan menghindari dampak buruknya , sebaliknya bagi yang tidak mau belajar dari sejarah akan terjatuh di lubang yang sama lagi dan lagi. Wa Allahu A’lam. (Muhaimin Iqbal, 15 November 2011)

Minggu, 06 November 2011

Manipulasi Uang Kertas


(some text removed)
Sebelum krisis moneter terjadi harga telur ayam di Jakarta adalah Rp 2.000/kg namun beberapa bulan setelah rupiah terhadap dollar merosot seperempatnya (dari Rp 2.000 menjadi Rp 9.000 per USD), harga telur menjadi Rp 7.500/kg dan pada awal 2005, harga telur Rp 8.000/kg maka selama kurun 8 tahun, nilai rupiah telah turun sebesar 75%.
Jadi jika kita memiliki Rp 100.000 pada th 1997 kita bisa membeli 50 kg telur, pada tahun 2005 uang yang sama hanya bisa untuk membeli 12,5 kg telur saja
Apa yang sebenarnya terjadi terhadap uang kertas yang kita miliki ?
Untuk menjawab hal tersebut dibawah ini saya jelaskan sedikit hal yang terkait dengan sejarah uang kertas :
  • Uang kertas dimulai penggunaannya baru saja, seiring tumbangnya kekhalifahan Turki Ustmani pada tahun 1924.
  • Pada awalnya, uang kertas digunakan sebagai SURAT JANJI TUKAR yang mewakili UANG EMAS dan PERAK
  • Dengan MUSLIHAT BARAT/KAUM LIBERAL/KAPITALIS, uang kertas berubah menjadi SURAT JANJI KOSONG yang TIDAK BERNILAI, yakni berdasar Instruksi Presiden Nixon 15 Agustus 1971 à Semenjak itu, keuangan dunia sepenuhnya berbasis pada bunga atau riba yang diharamkan oleh Al-Quran
  • Nilai uang kertas sesungguhnya adalah NILAI KERTAS + BIAYA CETAK (nilai intrinsik), jauh lebih rendah dari nilai ekstrinsiknya
  • Kita DIPAKSA mengakui nilai uang kertas oleh Pemerintah / Bank Sentral dengan STEMPEL NILAI (ekstrinsik) pada uang kertas tersebut
Untuk menandingi kezaliman uang kertas maka Dinar dirham bangkit kembali:
  • 18 Agustus 1991 lahir fatwa yang mengharamkan uang kertas
  • 1992, di Granada, Spanyol, Shaykh Abdalqadir As-Sufi & Umar Ibrahim Vadillo mencetak kembali dinar dan dirham dan berlaku di Eropa
  • Awal 2000, Dinar & Dirham dicetak oleh Unit Logam Mulia – PT Antam, Tbk., dan diedarkan juga di Afrika Selatan, Malaysia, Amerika, Inggris dan Indonesia sendiri
  • Pada Agustus 2003, Malaysia mencetak dan mengedarkan sendiri dinar emas
  • Bank Islam Dubai mengawali untuk mengedarkan dinar & dirham dalam pasar terbuka valuta asing
  • Secara perlahan, ketergantungan kita pada US Dollar dan valuta asing lainnya sesungguhnya telah dapat dikurangi
  • Saat ini dinar sudah menjadi platform investasi idola bagi masyarakat yang telah menyadarinya.

Dinar & Dirham : Tetap Nilainya Sepanjang Zaman
  • Dalam kaidah Islam, “uang” atau alat tukar seharusnya adalah sebuah benda / komoditas yang dianggap memiliki nilai nyata dan diakui bersama (kurma, besi, tembaga, dll)
  • Dinar & Dirham dikenal bahkan mulai jaman pra Islam (Solidus / Dinarium à Romawi, Dirham à Persia)
  • Satu Dinar selalu sama nilainya dengan Seekor Kambing : ”Ali bin Abdullah menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, Syahib bin Gharqadah menceritakan kepada kami, ia berkata : saya mendengar penduduk bercerita tentang ’Urwah, bahwa Nabi Shallallahu'alaihiwasallam  memberikan uang satu Dinar kepadanya agar dibelikan seekor kambing untuk beliau; lalu dengan uang tersebut ia membeli dua ekor kambing, kemudian ia jual satu ekor dengan harga satu Dinar. Ia pulang membawa satu Dinar dan satu ekor kambing. Nabi Shallallahu'alaihiwasallam mendoakannya dengan keberkatan dalam jual belinya. Seandainya ‘Urwah membeli tanahpun, ia pasti beruntung” (H.R.Bukhari)
  • Satu Dirham selalu sama nilainya dengan Seekor Ayam
  • Khalifah Umar ‘ibn Khattab RadiyallahuAnhu kemudian menetapkan standar Dinar dan Dirham, berlaku tetap dan sama di seluruh dunia s.d saat ini
Emas sebagai nilai intrinsik dinar
  • Ketika terjadi krisis peso Meksiko, 1995, nilai emas disana naik 107% dalam waktu 3 bulan
  • Ketika krisis rupiah pada 1997, nilai emas di Indonesia melonjak 375% dalam kurun 7 bulan
  • Ketika rubel krisis di Rusia, 1998, nilai emas di Rusia naik 307% dalam waktu delapan bulan
  • Jumlah emas sudah diatur oleh Allah sedemikian rupa sehingga secara memadai memenu. kebutuhan manusia tetapi tidak pernah berlebihan.
  • Ketersediaan emas di seluruh dunia yang terakumulasi sejak pertama kalinya manusia menggunakannya sampai sekarang diperkirakan hanya berkisar 130,000 ton sampai 150,000 ton.
Peningkatannya pertahun hanya berkisar antara 1.5% – 2.0 %. Ini cukup namun tidak berlebihan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang di seluruh dunia jumlah penduduknya tumbuh sekitar 1.2% per tahun.
Dibawah ini merupakan Keuntungan berinvestasi dengan platform dinar semoga anda lebih memiliki wawasan yang baik untuk beralih ke dinar
  • Dapat digunakan untuk menabung maupun investasi. Tidak ada bentuk tabungan atau investasi yang lebih baik dari Dinar maupun Dirham.
  • Tabungan haji dalam bentuk Dinar turun 15 – 20% setiap tahunnya
  • Apresiasi nilainya stabil di atas 25% per tahun
  • Halal dan sesuai syar’i
  • 100% secara fisik (intrinsik) adalah emas dan perak, tidak akan terpengaruh oleh nilai tukar yang naik turun dan tidak mengalami depresiasi
  • Universal currency – diterima secara universal
  • Mekanisme persentase jual-belinya standar (0 s.d 2,5% per transaksi), sehingga tidak ada kekhawatiran membeli terlalu mahal atau menjual terlalu murah.
  • Dapat digunakan langsung untuk muamalah : membayar zakat, diyat, mahar dan kurban
  • Graphic performance yang selalu menguat dibanding dengan uang kertas manapun yang anda dapat lihat dalam blog ini
Tujuan beralih ke dinar dan dirham
  • Jangka Pendek : menyelamatkan segera harta kita dari terus turunnya nilai uang, jika kita menyimpan dalam bentuk uang kertas
  • Jangka Menengah : untuk mendapatkan manfaat dari tetapnya nilai Dinar dan Dirham (= turunnya nilai uang kertas) dan menjadikannya alat transaksi sehari-hari
  • Jangka Panjang : sebagai syiar untuk mengembalikan sistem ekonomi jahiliyah kembali sistem ekonomi Islam yang seimbang dan memakmurkan
“Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan). Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.” (QS Ar-Rahmann 7-9)
Semoga Manfaat
-Wassalam-
(Endy J Kurniawan, 19 Februari 2009)

Sabtu, 05 November 2011

Selamat Datang Alat Tukar Emas Global (2)


Bagian 2 : Gold is ‘tradition’, it’s not just money
(sebelumnya, bagian 1 : In Gold We Trust, In Dollar we Fall)
“Bukan, emas itu aset”
Ben Bernanke terlihat antara pucat tanda bingung atau berbohong ketika ia ditanya Ron Paul, seorang anggota kongres Amerika tentang “Apakah emas itu uang”.
Paul menanyakan lagi jika itu (emas) bukan (uang) dan sesuatu yang berharga, mengapa Anda (The Fed) menyimpannya. Mengapa Anda tak menyimpan berlian saja? Ben agak bingung, lalu menjawab “It’s just tradition” (itu tradisi semata).
The Fed, regulator keuangan dan bank sentral Amerika, badan yang dikepalai Ben Bernanke, yang terhubung serta berkait dengan seluruh bank sentral di negara-negara di dunia, pada 2010 tercatat menyimpan lebih dari 8.000 ton emas sebagai cadangan devisa. Jumlah itu melebihi cadangan IMF yang kira-kira separuhnya.
Dialog diatas ada di sebuah video berdurasi sekitar 5 menit dan baru saja posted di Youtube yang bisa Anda lihat dengan kata kunci pencarian “Is Gold Money” atau “Ron Paul vs Ben Bernanke”. Sebuah video yang direkam dari ruang audisi House of Financial Service Committee, di sepenggal kalimat yang diucapkan oleh Ron Paul, ia sebut pula bahwa “money that create out of thin air”. Ungkapan yang kita kenal selama ini sebagai “uang dari awang-awang” . Atau uang fiat/ fiat money yang bermakna “uang suka-suka”. Uang yang seharusnya mempunyai fungsi yang adil sebagai acuan harga benda-benda, saat ini diciptakan dari sesuatu yang tak berharga, yaitu uang kertas dengan motif tertentu dan banyak agenda.
Ketika mensosialisasi Dinar dan emas pada umumnya sebagai aksi penyelamatan kesejahteraan dan aset masyarakat, saya dan mungkin rekan-rekan lain sering menerima tuduhan bahwa upaya ini adalah Arabisasi moneter dan ekonomi. Posisi yang ditempatkan seolah perlawanan terhadap gagasan barat. Ini peristiwa lapangan baik di Twitter (pernah terjadi dialog dan adu argumentasi di Twitter tentang ini) bahkan juga pernah saya alami ketika berdialog live di radio. Tuduhan yang dangkal, pertama karena negeri-negeri di Arab tak mengimplementasikannya (sehingga tak bisa jadi kiblat dan acuan) untuk saat ini. Kedua adalah karena bukti empirik (penentang gagasan Back to Gold biasanya adalah pendukung gagasan-gagasan barat, mungkin juga pernah tinggal dan bersekolah disana) implementasi emas sebagai sandaran dan pengikat harga serta alat tukar adalah justru literatur-literatur barat, dan bukan timur tengah (baca : Arab). Jadi yang mereka kira sebagai  anti-barat sesungguhnya sejalan gagasan dengan apa yang diimplementasikan oleh barat sendiri.
Simpanan terbesar emas dunia saat ini berada di gudang dalam negeri  Amerika dan sekitar 7 negara Eropa yang notabene adalah lambang liberalisasi ekonomi yang anti emas. Ketika negara-negara tersebut menjadikan emas sebagai cadangan devisa hakiki, diluar mata uang populer lain selai US$, GBP, Euro dan JPY, apakah kita sedang menuduh mereka kuno, tradisional? Negara-negara besar itu juga mempermudah warganya untuk mengoleksi emas dengan mengurangi bea masuk dan menurunkan pajak sehingga simpanan individual rakyatnya meningkat pesat, apakah ini juga disebut langkah mundur ke belakang? Jika masyarakat Indonesia, yang saat ini sedang demam emas karena karena munculnya sebuah kesadaran kolektif tentang hancurnya mata uang yang kita punya menjadi tak berharga dan emas adalah penggantinya, juga ‘kesadaran belakangan’ bank sentral kita untuk mengkonversi cadangan USD dan Euro ke dalam emas – disebut juga tradisional, maka silakan saja. Bermakna kita sama ‘mundur’ dan puritan dengan negara barat, biarkan saja. Kita terima.
Sesuatu yang boleh ‘dituduhkan’ juga ke negeri-negeri dengan percepatan ekonomi luar biasa seperti Cina dan India. Juga Turki yang kian makmur dan sejahtera (cadangan emas individual warga Turki, jika disatukan, hampir sama dengan separuh cadangan individual seluruh masyarakat Eropa dijadikan satu). Demikian juga terhadap Vietnam, negeri cabe rawit yang tak mau ketinggalan menyimpan emas besar-besaran. Simpanan individual masyarakat Indonesia hanya setengah dari simpanan masyarakat Vietnam yang mencapai 87 ton pada 2010.
Jika mata kita rela terbuka, sejarah penggunaan emas dan perak di Amerika dan Inggris sebagai alat tukar itu sejarah yang dekat sekali.  Bernanke benar ketika mengatakan bahwa menyimpan emas itu adalah sebuah tradisi, meski jawabannya tampak hanya untuk menghindari pengakuan bahwa ‘emas adalah uang’. Sehingga sesungguhnya jawaban bahwa emas adalah uang adalah sama benarnya dengan (menyimpan) emas sebagai sebuah tradisi (dari jaman kuno).
Di buku klasik Principles of Political Economy karya JS Mill yang terbit tahun 1848, dijelaskan bahwa upaya stabilisasi harga komoditas bisa dilakukan dengan memainkan cadangan emas di muka bumi. Ia menyebut “essentially if the relative value of gold to other commodities was rising, there was an incentive to mine more gold”. Karena indeks nilai komoditas, seluasnya (gandum, coklat, kapas, besi, gula, balsem, jahe, kambing, daging sapi) selalu seiring dengan emas. Jadi jika harga-harga naik, tambanglah lebih banyak emas agar harga kembali stabil, kata Mill. Dan nyata sejak 1.432 tahun lalu dimana 4.25 gram emas adalah setara dengan kambing terbaik. Empirik, dua fakta diatas saling menguatkan.
Belum fakta lainnya seperti :
- nilai emas stabil, daya belinya nyaris tak berubah terhadap komoditas lain mulai abad 17 hingga kini. Pada abad 17, koin emas berjuluk byzant masuk dalam jumlah besar ke Inggris ketika kontak dagang Inggris – Turki (Utsmani) terjadi (lihat The Golden Constant, The English and American Experience 1560-2007)
- harga minyak yang stabil jika diukur dengan emas dan makin tinggi diukur dengan US$, EURO dan GBP mulai tahun 1950 hingga kini. Semenjak emas ‘dibebaskan’ dari mata uang kertas pada tahun 1971, lonjakan harga minyak terjadi secara bervariasi hingga kini. Tapi tidak dalam emas. Capturedgrafik untuk fakta ini juga menjadi pic untuk tulisan pada bagian pertama kemarin.

Tulisan bagian pertama menjelaskan bahwa waktu-demi-waktu, pencetakan uang yang sesukanya akan menghancurkan nilai uang itu sendiri, telah membuatnya tak dipercaya. Ketika tak dipercaya, permintaan terhadapnya akan turun. Ketika permintaan turun, maka ia tak perlu dicetak, karena toh tak diperlukan lagi sebagai penyimpan asset dan alat tukar. Masyarakat akan mecari pengganti. Dalam skenario ini,emas menjadi penggantinya. Kapan? Ketika nilai US$ begitu rendah sehingga perlu US$8.000 untuk membeli satu troy ounce emas, James Turk memperkirakan pada 2013-2015
Di akhir tulisan ini, kita ingin menegaskan kembali makna hakiki emas bagi umat manusia, yang disebut oleh Pierre Lasonde (Chairman World Gold Council 2005-2008) sebagai ‘intimate relationship to humans‘ sebab emas memenuhi kebutuhan untuk 2 hal : need for adornment (keindahan) andneed for security (rasa aman).
And we, humans, have never been able to invent or creating anything that come close (to gold), tutupnya di prakata buku Golden Constant.
Wallahua’lam
(Endy J Kurniawan, 17 Juli 2011)

Jumat, 04 November 2011

Selamat Datang Alat Tukar Emas Global (1)


Bagian 1 : In Gold We Trust, in Dollar we Fall
“People understand that the game is up. The ability to create money out of the thin air is coming to an end” – James Turk
Kapan emas ‘siap’ menjadi alat tukar? Antara 2013-2015, waktu yang dekat sekali. Setidaknya itu prediksi James Turk, pendiri dan Chairman GoldMoney Foundation, sebuah lembaga yang giat mensosialisasi moneter berbasis logam mulia, kembali ke kesimbangan yang tercipta pada peradaban dunia yang sebelumnya. Apa dasarnya? Ada 7 sebab, dua diantaranya adalah sebab bertarikan antara nilai tukar emas sendiri dan permintaan terhadap US$ yang makin rendah. Kita tahu bahwa uang menjalankan fungsinya karena dipercaya banyak pihak sebab dianggap bernilai. Yang terjadi pada US$ sekarang adalah sebaliknya. Turk menyebut karena nilai US$ turun seperti ‘waterfall’ – jatuh 2 digit per tahun semenjak 2001 terhadap emas – telah mendorong ketidakpercayaan manusia terhadap nilainya, kemampuannya dalam menyimpan nilai kekayaan, dan akseptibilitasnya di belahan bumi mana saja. Dan perlu dimaklumi, mata uang kuat lainnya seperti AUD, CAD, EUR, JPY, GBP mengalami hal yang sama, mengapa? Karena mereka terikat kuat ke US$ tentu saja.
Kejatuhan nilai US$ itu, pada 2013-2015,  kata Turk, ditunjukkan dengan nilai emas yang mencapai $8.000/troy ounce (ingat bahwa nilai emas tetap, ia menjadi terus-menerus lebih mahal dikarenakan nilai uang kertas melemah/ merosot), atau dengan kurs saat ini, saat itu 1 gram emas akan senilai 2,1 juta. Di kondisi tersebut, kita harus menukar Rp9,29 juta untuk mendapatkan sekeping Dinar!
Gejala hilangnya kepercayaan terhadap uang kertas, terutama US$ terus terjadi di sekitar kita.
Gejala lokal, misalnya, pada waktu belakangan ini, kita lihat banyak lembaga travel umroh tak lagi menerima pembayaran biaya perjalanan umroh dalam bentuk US$ – karena menyebabkan rugi nikai tukar – dan memilih pembayaran menggunakan Rp. Toko elektronik resmi yang menjadi distributor produk asing juga memilih menjual produknya dalam Rp, dengan harga acuan nilai tukar US$ 1 tahun lalu. Jika menjual tetap dengan acuan US$ atau dalam US$ murni ia akan merugi 20% dibanding harga pembelian stok , karena adanya selisih kurs Rp – US$. Hijrah deposito dari US$ juga terjadi, baik ke Rp maupun ke emas fisik. Pelancong asing yang memegang US$ datang ke Indonesia, menemukan bahwa daya beli uangnya telah turun dan tak bisa membawa oleh-oleh sebanyak 3 tahun kembali ke negaranya.
Ketika mata uang kertas telah jatuh nilainya terlalu jauh, tak dipercaya lagi dan tak diminati, suplainya besar sementara permintaan terus turun, maka ia makin tak berharga. Apa bedanya dengan mata uang Jerman yang lebih berharga sebagai bahan bakar pemanas ruangan saat depresi tahun 1923? Juga sebagaimana mata uang kertas Islandia yang negerinya runtuh tersapu krisis pada 2008 lalu uangnya tak diterima dimanapun di muka bumi sebagai alat tukar.
Kita tak pernah tahu bagaimana modus yang terjadi saat masa transisi ketika emas kembali menjadi alat tukar pada masa yang diperkirakan Turk di sekitar 2013-2015. Pada tulisan saya sebelumnya yang berjudul “Bretton Woods Mungkin (Tak) Kembali” saya menjelaskan bahwa pertukaran emas secara fisik lebih mudah terjadi dibanding ‘Gold Backuped Money’ salah satunya karena 90% cadangan emas dunia yang telah berhasil ditambang (total sekitar 160.000, komposisi 10% dari jumlah tersebut dikuasai negara, sisanya oleh individual, adalah laporan tahun 2010 World Gold Council), berada di kantong masyarakat dunia, bukan dalam penguasaan negara/ central bank.
Ketika emas menjadi $8.000/troy ounce, itu penanda kehancuran yang sejelas-jelasnya dari mata uang kertas. Bermakna nilainya terjun 17.5 kali lebih rendah dalam 15 tahun. Masyarakat akan mencari alat tukar yang stabil dan tak terinflasi karena suplai-permintaannya telah Allah atur dalam keseimbangan dengan komoditas lainnya di muka bumi.
Turk menyebut emas sebagai uang. Uang bermakna karena disimpan (sebagai tabungan) atau dipertukarkan (dengan benda lain di muka bumi) sebagai alat transaksi. Di situasi ini, siapapun (negara, atau individual) yang memegang paling banyak emas adalah yang paling diuntungkan karena benda berharga itu memastikan nilai kekayaan yang dipunya. Semoga itu kita.
Wallahua’lam
Bersambung ke bagian 2 : GOLD IS’NT JUST MONEY. IT’S ‘TRADITION’
(Endy J Kurniawan, 17 Juli 2011)

Kamis, 03 November 2011

pilih arisan,investasi dengan cara paling fun (2)


Pada tulisan awal kita sudah bahas tentang pengetahuan dasar tentang arisan emas dan logam mulia. Mengapa lebih baik dibanding dengan arisan uang, mengapa arisan emas disebut ‘adil’ dan lainnya.
Dalam praktek langsung yang saya temui dalam sebuah perusahaan, bapak-bapak kadang lebih militan dalam arisan emas ini. Saya duga karena pemahaman yang sudah terbangun kuat tentang keuntungan dan pentingnya investasi dalam bentuk emas. Rekan-rekan yang perempuan tak kalah serunya, dan jadi pihak  yang bersedia repot saat waktu pertemuan dan kocokan tiba. Dalam komunitas yang telah saling percaya, pengumuman waktu kocokan dan hasil kocokan bahkan bergulir tanpa pertemuan, digantikan jalur komunikasi via SMS dan email/ mailing list.
Di kelompok arisan lain yang alumnus sebuah sekolah, arisan tak jalan tanpa pertemuan. Ajang kocokan jadi sarana silaturrahim dan bertukar cerita. Dengan niat yang baik, dua praktek arisan diatas sama produktifnya.
Pada tulisan ini, kita akan bahas khusus ‘how to’ dalam melaksanakan arisan emas. Bagi yang terlanjur membaca tulisan ini, agar dapat pemahaman yang lengkap, saya sarankan baca artikel dengan judul yang sama, bagian pertama.
NIAT
Niat ini penting karena mengarahkan orientasi kolektif peserta arisan, sekaligus menjaga aktivitas dalam koridor yang disepakati. Kami biasanya menganjurkan seluruh peserta arisan untuk meniatkan arisan yang akan diselenggarakan untuk :
-       Membangun bersama kekuatan finansial pribadi maupun keluarga
-       Memperkuat silaturrahim dan membangun ukhuwah
Untuk mencapai niat itu, biasanya kita ciptakan koridor, agar peserta :
-       Menghindari riya dan saling berbangga (ada kemungkinan, orang yang cukup kuat finansialnya bisa berpartisipasi/ mendaftar lebih dari satu nama, bisa tergelincir jadi takabbur)
-       Menghindari gossip, menggunjing dan pembicaraan tak perlu saat arisan berlangsung
OBJEK ARISAN
Sebelum menentukan objek arisan, diskusikan dulu dan ukur kemampuan setoran setiap peserta. Tidak perlu terlalu memaksa. Arisan adalah aktivitas menabung dan investasi, kalau memberatkan malah menjadikannya aktivitas yang menyiksa. Hindari yang seperti ini.
Lalu, sepakati dulu objek arisannya. Apakah Dinar (dengan jumlah keping tertentu), ataukah Emas Batangan (dengan jumlah gram tertentu) ataukah Dirham (dengan jumlah keping tertentu).
Jumlah hasil kocokan ini kemudian akan menentukan jumlah peserta arisan serta periode. Misalkan jumlah Dinar yang disepakati adalah 5 keping, peserta bisa ditentukan 5 orang dalam periode 5 bulan (kocok sebulan sekali).
Atau pemenang arisan ditentukan mendapatkan 10 gram emas batangan, bisa diatur pesertanya 10 orang dalam periode 10 kali (bulan) atau 5 bulan (kocokan setiap 2 minggu).
PESERTA, PANITIA dan SUPPLIER EMAS
Peserta ditentukan jumlahnya sesuai jumlah yang disepakati di awal, menyesuaikan dengan objek dan periode. Satu orang peserta bisa ikut serta sekaligus beberapa seat (kursi, atau porsi). Misalkan dengan jumlah arisan sebanyak 12 seat, peserta yang bernama Ahmad bisa ikut di tiga seat dengan nama Ahmad 1, Ahmad 2 dan Ahmad 3.
Dalam arisan, sebaiknya ada pengurus, apalagi untuk jumlah hasil arisan yang sangat besar, perlu ada pihak yang dipercaya mengelola. Meski demikian, panitia juga bisa merangkap sebagai peserta. Selain ditunjuk dan disepakati rekan-rekannya, administrator arisan juga harus rela karena tak ada fee khusus. Ini wajar, karena niat arisan dari semula adalah sukarela.
Dalam kelompok arisan, admin biasanya adalah perempuan, karena biasanya teliti, rapih, dan ‘cerewet’ dalam mengingatkan anggota tentang tibanya waktu pembayaran dan kocokan. Admin juga bertugas mencatat hasil/ pemenang arisan, menserahterimakan emas kepada yang beruntung mendapatkan kocokan, memastikan dana/ emas setoran telah masuk ke salah satu rekening, juga menyiapkan peralatan kocokan ditambah penyiapan lokasi serta konsumsi jika arisan memang diadakan di tempat khusus.
Untuk setoran berupa rupiah, tugas tambahan bagi admin adalah mengkonversikannya menjadi Dinar atau emas dengan cara membelinya ke pihak ke-3 atau supplier emas.
Siapa supplier emas ini? Untuk arisan emas, ada satu pihak lagi yang memegang peranan penting, yakni supplier objek arisan (emas batangan, Dinar atau Dirham). Mereka bisa toko emas yang dipercaya, distributor/ agen/ reseller Dinar, Dirham, emas batangan, atau siapapun yang memiliki komitmen untuk menyediakan objek arisan pada saat hari kocokan tiba. Khusus supplier ini, pastikan ia menyediakan emas yang asli, terpercaya, bersertifikat asli PT Antam, dan memiliki cukup stok sesuai kebutuhan arisan.
JUMLAH PESERTA, JUMLAH SETORAN dan MEKANISME SETORAN
Dalam arisan yang saya bina ada 4 objek yang bisa dipilih :
-       12 Dinar selama 12 kali kocokan (dikocok sebulan sekali) diikuti 12 orang/ seat, dengan jumlah setoran 1 Dinar per orang >> setoran berupa 1 Dinar
-       1 Dinar selama 12 kali kocokan (dikocok sebulan sekali), dengan jumlah setoran harga Dinar dibagi 12 per bulannya (sesuai jumlah peserta yaitu 12 orang), jumlah setoran menyesuaikan harga >> setoran berupa rupiah dengan cara transfer
-       100 gram emas batangan selama 10 kali kocokan (dikocok sebulan sekali) dengan peserta 10 orang >> setoran berupa pecahan 10 gram emas batangan atau rupiah seharga 10 gram saat kocokan
-       12 khomsa Dirham selama 12 kali kocokan (dikocok sebulan sekali) diikuti 12 orang/ seat, dengan setoran harga khomsa Dirham yang berlaku >> setoran berupa rupiah dengan cara transfer. 12 khomsa Dirham yang menjadi objek bisa diganti dengan 1 Dinar + beberapa khomsa/ rupiah.
Pilihan ke-4 adalah pilihan yang paling terjangkau dan diikuti oleh banyak orang karena sekali setoran saat ini kira-kira memerlukan hanya Rp 300.000 – an.
PERIODE
Sebagaiman diurai sebelumnya, antara OBJEK ARISAN, PERIODE dan JUMLAH PESERTA saling mempengaruhi.
Dalam prakteknya, waktu 12 bulan adalah yang paling ideal dan diinginkan peserta arisan. Mengapa? Karena lewat dari itu dianggap terlalu lama perputarannya, dan, harga emas telah naik lebih dari 25%. Pendapatan peserta perlu disesuaikan dengan naiknya harga. Biasanya, yang pegawai/ karyawan, kenaikan gaji dilakukan sekali setahun sehingga mereka menata ulang keuangannya sebelum memutuskan ikut serta dalam periode arisan berikutnya.
Demikian petunjuk teknis penyelenggaraan arisan Emas (Batangan & Dinar) serta Perak (Dirham). Penyesuaian biasanya hanya terjadi di awal. Setelahnya insya Allah mengalir lancar. Semoga arisan untuk tujuan menabung dan investasinya barakah!
Wallahua’lam
(Endy J Kurniawan, 27 Maret 2011)

Trend Harga Emas (emas24.com)



Harga Emas Dunia Dalam 24 Jam

24 Hours Gold Price

24 Hours Gold Price