Buku dengan judul Small Is The New Big karya Seth Godin (Penguin Book , London 2007) adalah salah satu buku yang menginspirasi saya untuk ‘membakar kapal’ tiga tahun lalu. Saat pertama kali membaca buku tersebut, saya lagi memegang amanah sebagai Direktur Utama perusahaan publik tua yang telah berusia lebih dari setengah abad. Dalam posisi tersebut, saya tidak bisa menyalahkan siapapun atas segala macam persoalan yang dihadapi perusahaan - the buck stop here !.
Problem utama perusahaan tua adalah long tail liability-nya yang terkait dengan karyawan-karyawan yang sudah mengabdi pada perusahaan selama puluhan tahun. Tidak semua karyawan yang semasa sekolah atau kuliahnya dahulu hanya mengenal mesin ketik, bisa diharapkan mampu beradaptasi maksimal dengan segala macam teknologi terkini. Problem lainnya adalah asset-asset besar seperti gedung-gedung dan tanah yang sulit diproduktifkan.
Ibarat kereta yang kepanjangan gerbong, digenjot seperti apapun – dia akan lamban jalannya. Saat itulah buku yang bercerita banyak tentang kelincahan perusahaan-perusahaan kecil yang lahir di era teknologi ini – menginspirasi saya. Saat itu saya berandai-andai, kalau saja yang saya jalankan perusahaan kecil yang hanya terdiri dari beberapa orang team inti saja – hasilnya mungkin akan jauh lebih baik.
Itulah yang terjadi kemudian, saya ‘membakar kapal’ dan mulai berlayar dengan sekoci kecil yang hanya muat beberapa orang. Alhamdulillah di era teknologi dan networking ini, Anda bisa menjalankan perusahaan kecil sekalipun bak perusahaan raksasa yang lengkap dengan segala macam infrastruktur-nya. Untuk IT misalnya, saya bisa gunakan teknologi yang sama yang digunakan perusahaan raksasa-raksasa dunia – karena saya hanya perlu menyewanya secara ‘on demand’ sesuai kapasitas yang saya perlukan.
Untuk produk-pun saya tidak perlu memproduksinya sendiri, ada perusahaan lain yang jauh lebih besar – punya nama yang sangat baik dan competent untuk memproduksi produk yang saya butuhkan. Dengan demikian saya dan team kecil saya bisa benar-benar fokus pada bidang yang ingin kita tekuni.
Kini setelah tiga tahun berlalu dan saya baca ulang buku tersebut dari perpustakaan pribadi saya, saya mendapati banyak hal positif yang bisa saya tarik dan ikuti dari pemikiran praktis di buku ini – yang ternyata sebagiannya sudah berhasil kami terapkan. Saya share disini, siapa tahu para pembaca situs ini juga memerlukannya untuk berani ‘membakar kapal’. Berikut adalah beberapa poin diantaranya :
· Di perusahaan kecil, orang yang bekerja adalah juga yang mengambil keputusan. Jadi ide-ide baru bisa lebih cepat digagas, lebih cepat diputuskan dan lebih cepat pula diimplementasikan.
· Perusahaan kecil dapat benar-benar fokus pada core competency-nya sehingga tidak perlu ter-distract oleh hal-hal lain seperti kasus long tail liability- tersebut diatas.
· Pekerjaan bisa lebih enjoyable karena tidak harus men-justify setiap project dengan hitungan financial yang njlimet.
· Perusahaan kecil tidak harus berkarya kecil, tidak terhitung banyaknya usaha atau produk di sekitar kita yang tadinya dihasilkan oleh usaha skala kecil.
· Konsumen hanya yakin dengan produk usaha besar ?. Tidak selamanya demikian, bila kita bisa memilih produk barang atau jasa yang kita memang memiliki competency didalamnya.
· Seluruh ecosystem perusahaan besar seperti IT, asset management, perkantoran, jaringan vendor dlsb – kini juga available bagi perusahaan kecil dengan system ‘on demand’ sehingga mudah terjangkau.
· Anda tidak perlu kawatir kalah penampilan dengan perusahaan besar dengan gedung atau organisasi yang mentereng, after all konsumen hanya butuh mendapatkan apa yang mereka inginkan. Bila yang mereka inginkan Anda bisa penuhi, maka tidak lagi penting apakah perusahaan Anda besar atau kecil.
· Walhasil di era teknologi dan networking yang tidak terbatas kini, perusahaan-perusahaan kecil-pun akan sanggup bersaing head to head dengan perusahaan-perusahaan raksasa. Ketika Anda menarik deposito Anda dan memindahkannya ke Dinar misalnya, bukankah ini artinya kami mampu bersaing dengan bank-bank besar ?. Begitu pula ketika Anda membatalkan polis asuransi, menjual saham atau reksadana Anda dan memindahkannya ke Dinar, bukankan ini berarti kami juga mampu bersaing dengan berbagai lembaga keuangan raksasa tersebut ?.
Dari pengalaman saya melompat dari posisi menjalankan perusahaan besar (milik orang lain) untuk menjalankan perusahaan kecil (milik sendiri), pelajaran yang sangat berharga dari buku ini dapat saya simpulkan secara sederhana begini : yang small ini hanya akan menjadi the new big, bila yang menjalankannya mampu untuk think big !.
Jadi jangan takut untuk ‘membakar kapal’ Anda dan pindah ke skoci yang kecil, siapa tahu dengan itu Anda justru akan selamat...!. Amin. (Muhaimin Iqbal, Gerai Dinar, 1 Februari 2011)