Dinar dan Dirham



Dinar dan Dirham
Dinar adalah mata uang berupa koin yang terbuat dari emas dengan kadar 22 karat (91,7 %) dan berat 4,25 gram. Dirham adalah mata uang yang terbuat dari Perak Murni dengan berat 2,975 gram. Dinar dan Dirham adalah mata uang yang dipakai pada zaman Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam . Pada era kekhalifahan Umar bin Khatab, ditetapkan bahwa Dinar dan Dirham memiliki standart seperti tersebut diatas. Di Indonesia, Dinar dan Dirham diproduksi oleh Logam Mulia, unit bisnis dari PT Aneka Tambang, Tbk, dan disertai Sertifikat setiap kepingnya. Keaslian dan keakuratan berat dan kadarnya telah diuji dan disertifikasi oleh KAN (Komite Akreditasi Nasional) dan oleh LBMA (London Bullion Market Association). Dinar dan Dirham saat ini belum diakui secara resmi oleh Pemerintah sebagai alat tukar, sehingga pengenalan kembali Dinar dan Dirham di kalangan umat, digunakan pendekatan sebagai bentuk investasi/tabungan dan pelindung aset/harta umat. Dinar sebagai mata uang yang berasal dari Dunia Islam, sepanjang sejarah telah terbukti memiliki daya beli yang stabil lebih dari 1400 tahun. Dalam kurun 40 tahun terakhir, Rupiah mengalami penurunan daya beli akibat INFLASI rata-rata 8 % per tahun, sedangkan US Dollar mengalami penurunan rata-rata 5 % per tahun. Sebaliknya dalam kurun waktu yang sama, nilai Dinar mengalami kenaikan nilai rata-rata 28,73 % per tahun terhadap Rupiah dan kenaikan rata-rata 10,12 % per tahun terhadap US Dollar. Bandingkan dengan bagi hasil Deposito di Bank yang berkisar 6 % - 8 %. Dinar dapat digunakan sebagai investasi/tabungan jangka menengah/panjang, sangat cocok untuk rencana jangka panjang seperti menunaikan ibadah haji, biaya pernikahan anak, biaya sekolah anak, biaya membeli/perbaikan rumah, warisan (Islam melarang kita meninggalkan keturunan yang lemah) dan lain sebagainya. Beban biaya dan kebutuhan hidup yang semakin berat memang tidak terasa ... dengan asumsi inflasi 7,5 % per tahun saja, biaya hidup kita dalam Rupiah akan meningkat lebih dari 100 % dalam 10 tahun mendatang. Kekuatan khasanah keadilan mata uang Dinar dapat dimanfaatkan untuk melindungi aset/harta kita dari kehancuran/penurunan nilai uang seperti yang pernah terjadi di Indonesia, yaitu Sanering Rupiah tahun 1965 dan Krisis Moneter tahun 1997-1998.


Grafik Harga Dinar dalam IDR dan Dollar
Gerai narDinar Bangkalan
Dinar Emas memiliki 3 fungsi : Sebagai alat tukar, Timbangan yang adil dan Perlindungan nilai. Dinar emas untuk membangun ketahanan ekonomi dan memakmurkan umat tetapi tidak untuk ditimbun!.
Jual Beli Dinar Emas dan Dirham Perak Bersertifikat produksi PT Aneka Tambang (Antam) persero dan PT Peruri (Persero)
Jl. Nangka, Kamal Madura 69162
Kontak:
Amy : 081554481448
Email : gerainardinarbkl@gmail.com

Dapatkan discount belanja 10 % untuk pembelian produk Thibbunnabawy dan herba di Toko herba online BaherbA (www.baherba.blogspot.com), bagi setiap pembelian dinar di Gerai narDinar.

Trend Harga Dinar Dalam 3 Bulan

Rabu, 27 Oktober 2010

Berapa Dinar Yang Kita Butuhkan...?

Sebelumnya saya telah menulis mengapa uang kertas tidak dapat kita pakai untuk membuat perencanaan finansial jangka panjang, pada tulisan ini saya ingin mulai memberikan alternatifnya dengan menggunakan Dinar.

Sebelum membahas detil kebutuhan finansial bagi pribadi dan keluarga kita, terlebih dahulu perlu dipahami adanya dua jenis kebutuhan finansial yaitu kebutuhan yang dapat diprediksi dan kebutuhan finansial yang tidak dapat diprediksi.

Kebutuhan finansial yang bisa diprediksi membutuhkan pengumpulan sejumlah dana dalam periode tertentu sehingga pada saat dibutuhkan dana tersebut tersedia. Contoh kategori ini adalah dana pergi haji, dana pendidikan anak, dana untuk pembelian rumah dan lain sejenisnya.

Kebutuhan finansial yang tidak dapat diprediksi bisa timbul kapan saja atau tidak timbul sama sekali. Dari kategori ini ada kebutuhan finansial yang bisa timbul kapan saja dan pasti terjadi, hanya waktunya yang tidak diketahui seperti kebutuhan biaya-biaya yang terkait dengan kematian anggota keluarga atau konsekwensi dari kematian anggota tersebut. Ada pula kebutuhan finansial yang bisa terjadi kapan saja tetapi mungkin juga tidak terjadi sama sekali seperti biaya-biaya yang terkait dengan risiko kesehatan, bencana alam, kecelakaan dan sejenisnya. Jenis kebutuhan finansial yang kedua ini yang pada umumnya diatasi melalui tolong menolong atau bentuk modernnya dikelola oleh Takaful atau asuransi syariah.

Selain dapat tidaknya suatu kebutuhan finansial diprediksi, kebutuhan ini juga dapat dikelompokkan menjadi kebutuhan kebutuhan tunai dan kebutuhan pendapatan sebagai berikut :

KEBUTUHAN TUNAI
Dana Pendidikan
Dana Darurat
Dana Pelunasan Hutang
Dana Penyelesaian Warisan


KEBUTUHAN PENDAPATAN

Kebutuhan Esensial Makanan
Pakaian
Perumahan
Perawatan Rumah
Transportasi
Bahan Bakar
Perawatan Kesehatan
……


Kebutuhan Tidak Esensial Perayaan Ulang Tahun
Liburan
Peralatan Olah Raga
Baju Pesta
Kwalitas Makanan


Sekarang kita coba menghitung kebutuhan Dinar untuk kelompok pertama yaitu Kebutuhan Tunai.

Untuk mudahnya dipahami, saya menggunakan contoh keluarga imaginer - katakanlah keluarga Abdullah dengan profil sebagai berikut :

Di Keluarga Abdullah, saat ini hanya Pak Abdullah yang bekerja. Usia Pak. Abdullah saat ini adalah 44 tahun dan merencanakan ‘pensiun’ dari pekerjaan sekarang dalam 11 tahun kedepan atau pada usia 55 tahun. Pak Abdullah memiliki tiga orang putra yang saat ini masing-masing berusia 18 tahun, 14 tahun dan 8 tahun. Pak Abdullah ingin anaknya semua dapat menyelesaikan perguruan tingi. Selain dari pada itu beliau juga ingin keluarganya tetap mandiri dan tidak menjadi beban orang lain sampai akhir usia Bapak dan Ibu Abdullah yang berdasarkan statistik harapan hidup rata-rata di Indonesia bisa mencapai 70 tahun. Sebagai muslim yang taat, sementara mengusahakan kehidupan di dunia yang mandiri, keluarga Abdullah tidak ingin kehilangan kesempatan beramal semaksimal mungkin. Oleh karenanya keluarga Abdullah ingin terus meningkatkan Sedeqah-nya sehingga mencapai 1/3 dari penghasilannya sampai akhir hayatnya. Karena didorong oleh keinginanya untuk meng-akhiri usianya dengan usia dan amal terbaik, maka beberapa tahun terakhir keluarga Abdullah telah merintis usaha untuk skala rumah tangga. Pak Abdullah juga merencanakan pergi haji berdua dengan istri dua tahun dari sekarang.

Untuk menyederhanakan pendekatan kebutuhan Dinar keluarga Abdullah, langkah pertama yang dibutuhkan untuk perencanaan finansial adalah dibuatnya kerangka waktu atau time frame.

Perencanaan finansial akan selalu perlu time frame agar bisa tahu kapan dana tunai dan dana pendapatan dibutuhkan. Berdasarkan uraian diatas, maka secara garis besar kerangka waktu perencanaan finansial keluarga Abdullah dapat digambarkan dalam illustrasi berikut:

Dari ilustrasi tersebut kita sudah bisa memetakan beberapa kebutuhan tunai dan kapan dibutuhkan.

Karena Dinar tidak terpengaruh oleh inflasi, maka hal ini memudahkan kita dalam membuat rencana jangka panjang.

Misalnya kita tahu bahwa saat ini masuk perguruan tinggi negeri di Indonesia perlu sekitar Rp 50 juta - maka anggaran 50 Dinar- pastilah cukup. kalau 50 Dinar cukup untuk masuk perguruan tinggi sekarang, insyaallah pada saat anak ke 2 Pak Abdullah yang akan masuk perguruan tinggi dua tahun lagi juga akan cukup dianggarkan 50 Dinar. Demikian pula anaknya yang ketiga yang akan masuk perguruan tinggi 9 tahun yang akan datang.

Biaya pergi haji juga demikian. Untuk tahun ini biaya ONH biasa termasuk uang saku 30 Dinar cukup - maka dua tahun lagi dengan jumlah Dinar yang sama insyaallah juga akan cukup. Untuk pergi haji berdua Pak Abdullah hanya akan membutuhkan dana 60 Dinar.

Apabila Pak Abdullah juga membutuhkan dana darurat untuk jaga-jaga biaya sakit dlsb. misalnya 50 Dinar, maka kebutuhan tunai Pak Abdullah yang perlu direncanakan pengadaannya adalah 50+2x30+50+50 atau 210 Dinar, 160 Dinar dibutuhkan dalam jangka pendek (2 tahun) dan sisanya masih 9 tahun lagi.

Untuk menghitung Kebutuhan Pendapatan pada masa pensiun insyaallah akan saya tulis pada kesempatan berikutnya. (Muhaimin Iqbal, Januari 2008)

Mengapa Uang Kertas Tidak Bisa Dipakai Untuk Perencanaan Financial Jangka Panjang ?

Bagi para perencana finansial, inflasi adalah faktor ketidak pastian terbesar yang paling sulit diatasi. Betapa tidak, di negeri seperti Indonesia Inflasi terburuk (terbesar) dalam sepuluh tahun terakhir pernah mencapai 78% (tahun 1998). Lebih buruk lagi dalam lima puluh tahun terakhir, di Indonesia inflasi pernah benar-benar tidak terkendali dan mencapai angka 650% (tahun 1965). Inflasi yang berarti menurunnya daya beli uang, ternyata tidak hanya di alami oleh mata uang Rupiah, bahkan mata uang dunia yang selama ini dianggap perkasa yaitu Dollar Amerika, daya beli mata uang Dollar Amerika tersebut terhadap emas telah turun tinggal 29 % dalam 8 tahun terakhir, dalam 40 tahun terakhir daya beli Dollar Amerika terhadap emas tinggal 4 % saja !.

Pada umumnya ketika kita merencanakan kebutuhan finansial Kita kedepan, apakah untuk keperluan ‘pensiun’ yang mungkin masih 20-30 tahun lagi, biaya pendidikan anak di perguruan tinggi yang masih belasan tahun lagi, ataupun kebutuhan biaya lain yang sifatnya jangka panjang, Kita memerlukan asumsi inflasi yang Kita akan hadapi – misalnya 10% per tahun. Asumsi kedua adalah hasil investasi dari dana Kita, targetnya tentu selalu diatas angka inflasi tersebut agar pertumbuhan dana Kita tidak kalah cepat dengan kenaikan inflasi. Disinilah problem Kita yaitu menghadapi dua ketidak pastian sekaligus, ketidak pastian inflasi dan ketidak pastian hasil investasi.

Contoh konkrit masalah ini saya ambilkan pengalaman seorang kawan dengan asuransi pendidikannya. Kawan ini eksekutif di perusahan telekomunikasi, beliau kecewa berat dengan asuransi pendidikan anaknya yang dibeli tahun 1988. Saat itu ketika anaknya baru lahir, dia membeli produk asuransi pendidikan senilai Rp 22.5 juta yang akan cair pada saat anaknya masuk perguruan tinggi. Saat itu nilai pertanggungan ini sangat besar dan pada tahun-tahun awalnya harus dibayar 20 % dari gaji bulanan dia. Tahun 2006 ketika anaknya masuk ITB dan perlu membayar Rp 45 juta uang pangkal, dana asuransi yang cair ternyata hanya cukup membayar separuh dari uang pangkal tersebut. Siapa yang salah ? perusahaan asuransi sudah membayar kewajibannya dengan benar, kawan saya juga telah konsisten selalu membayar preminya bertahun-tahun dengan benar.

Yang salah tidak lain adalah nilai uang kita yang sangat tidak bisa diandalkan. Nilai pertanggungan Rp 22.5 juta tahun 1988 adalah setara dengan 227 Dinar.; ketika cair tahun 2006, nilai asuransi Rp 22.5 juta tersebut tinggal 32 Dinar ! (kalau uang asuransi tersebut cair pada saat tulisan ini saya buat 1 Muharam 1429 – Rp 22.5 juta hanya setara dengan 19 Dinar !). Bayangkan kalau dari awal teman saya yang sholeh tersebut membeli produk asuransi pendidikan dengan nilai sebesar 227 Dinar*, maka saat cair tahun 2006 nilai 227 Dinar tersebut setara dengan Rp 161 juta (Kalau jumlah Dinar yang sama ditukar ke Rupiahnya saat ini menjadi Rp 261 juta). Uang ini bukan hanya cukup untuk membayar uang pangkal di ITB, tetapi juga masih cukup untuk membelikan anaknya mobil baru untuk kuliah dan membayar seluruh biaya pendidikan sampai anaknya tamat !. Inilah indahnya kalau produk keuangan jangka panjang dikelola dengan Dinar, mata uang baku yang nilainya tidak pernah terdevaluasi sepanjang jaman....! (Muhaimin Iqbal)

Senin, 25 Oktober 2010

Hanya ada satu penantang US Dollar : Emas (Dinar)


dollar -penantang
Sebagai akibat dari resesi skala gobal, tidak ada negara yang menginginkan mata uangnya terapresiasi. Alternative bagi US Dollar tahun 2009 bukanlah mata uang negara lain, tetapi ‘mata uang kuno’ yaitu emas. Logam Mulia dapat muncul sebagai hedge atas kecurigaan investor terhadap perilaku bank sentral dan ketakutan akan inflasi…”. David Hales dalam tulisannya tanggal 5 Januari lalu di Financial Times.
Ini bukan kali pertama saya menemukan penulis barat yang objektif tentang mata uang. Pemikir-pemikir di Gold Anti Trust Action Committee (GATA) sudah lama mengungkapkan pandangannya yang senada, Ter-wacanakan-nya Bretton Wood II oleh para pemimpin dunia G-20 juga tidak terlepas dari pengakuan bahwa sebenarnya emas-lah uang yang sejati itu.
Berbeda dengan kita yang meyakini uang yang sejati (timbangan yang adil) hanyalah emas dan perak berdasarkan keyakinan agama kita, David Hales berkesimpulan bahwa pengganti US Dollars hanyalah emas berdasarkan kondisi financial global terkini, sebagaima antara lain terungkap dalam beberapa realita berikut:
· Seluruh pemain ekonomi dunia tergelincir dalam resesi. Real GDP di Amerika dan di Eropa akan mencapai minus 1.5%, dan Jepang akan lebih buruk lagi dan bisa mencapai minus 2.5%.
· Response dari negara-negara Eropa (yang sebenarnya memiliki calon kuat mata uang pengganti US$ yaitu Euro), jauh lebih lamban dari respon Amerika dalam bentuk berbagai stimulus ekonomi. Jadi mata uangnya juga tidak bisa diharapkan.
· China yang terpukul oleh krisis ini, diperkirakan tidak akan intervensi pasar untuk menaikkan nilai tukar mata uangnya. Pertama karena cadangan devisa mereka mulai menurun, kedua menaikkan nilai tukar mata uang akan menurunkan daya saing ekspornya yang saat inipun sudah terganggu.
· Mata uang Jepang yang saat masih kuat kedepannya akan cenderung ditekan oleh pemerintahnya sendiri dengan alasan yang sama yaitu karena penurunan ekspor dan penurunan kapasitas produksi.
· Lalu lintas perdagangan dunia akan turun karena negara-negara pengimpor besar mengalami resesi. Tidak hanya Eropa, Amerika dan Jepang, tetapi juga yang tidak kalah buruk adalah Korea Selatan, Taiwan dan Cina.
Amerika tetap boleh bangga memiliki mata uang yang terkuat diantara mata uang-mata uang lain yang lemah. Namun ini hanya terjadi selama penantangnya yang sesungguhnya – yaitu emas/Dinar – belum muncul. Tidak heran mengapa pemerintah mereka selalu memusuhi emas, sampai-sampai warga mereka sendiri yang menyadari bahwa mereka terdhalimi oleh pemerintahnya – mendirikan berbagai organisasi untuk melawannya seperti GATA, FAME (Foundation of Advance Monetary Education) dlsb.
Bagi kita umat Islam; kepada kita sudah dikabarkan tentang kehancuran mereka ini – namun apakah kita yang akan menggantikannya ? tergantung kemauan kita untuk mulai bekerja untuk ini.
“Dia-lah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli Kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran kali yang pertama. Kamu tiada menyangka, bahwa mereka akan keluar dan mereka pun yakin, bahwa benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari (siksaan) Allah; maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah mencampakkan ketakutan ke dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang yang beriman. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan.” (QS 59 :2)
Jadi Allah telah menghancurkan (ekonomi) mereka dengan tangan-tangan mereka sendiri, yang diperlukan sekarang adalah munculnya tangan-tangan kaum mukminin untuk menggantikannya. Kalau tangan-tangan kaum mukminin tidak juga segera muncul, maka yang akan muncul bisa jadi kedhaliman lain dalam bentuknya yang baru. Wallahu A’lam (Muhaimin Iqbal)

Sabtu, 23 Oktober 2010

Belajar dari Rupiah, Dollar dan Emas dalam 4 Dasawarsa ..

Kali ini saya ingin meresponse secara umum, pendapat-pendapat yang masih beranggapan bahwa US$ lebih baik dari pada emas atau Dinar. Untuk saat yang pendek seperti yang kita alami beberapa minggu terakhir, bisa saja ini terjadi – tetapi jelas tidak demikian apabila kita bandingkan dalam rentang waktu yang cukup panjang.

Gold 40 yerasPerhatikan grafik disamping yang datanya saya ambilkan dari dua sumber yaitu Kitco dan Pacific Exchange Rate Services. Grafik tersebut menunjukkan nilai tukar US$ terhadap Rupiah dibandingkan dengan harga emas per gram juga dalam Rupiah selama rentang waktu 40 tahun terakhir yaitu tahun 1968-2008.

Kita mulai tahun 1968; saat itu nilai tukar US$ terhadap Rupiah adalah Rp 296/US$ dan harga emas berada pada angka Rp 369/gram. Apa yang terjadi 10 tahun kemudian yaitu tahun 1978 ?. Nilai tukar US$ menjadi Rp 442/US$ dan emas menjadi Rp2,746/gr. Artinya selama rentang waktu 10 tahun 1968-1978; Dollar mengalami kenaikan 49 % terhadap Rupiah; sementara emas pada rentang waktu yang sama naik sebesar 645%.

Keunggulan emas yang menyolok terhadap US$ juga terjadi pada 10 dasawarsa berikut-berikutnya. Hanya sekali terjadi US$ lebih baik dari emas kenaikannya dalam Rupiah yaitu pada rentang waktu 1988-1998; inipun hanya karena anomali 1 tahun yaitu 1998 (lihat grafik ) – bukan suatu kecenderungan atau trend dalam dasawarsa tersebut.

Keunggulan yang jauh lebih menyolok lagi kalau kita rentangkan 40 tahun sekaligus. Nilai tukar US$ saat ini yang berada pada kisaran Rp 11,150 ,- ‘hanya’ mengalami kenaikan 3,663 % dibandingkan Dollar 40 tahun silam. Coba bandingkan dengan harga emas yang sekarang, pada kisaran harga Rp 266,477/gram – emas telah mengalami kenaikan sebesar 72,202 % terhadap harga emas dalam Rupiah empat puluh tahun silam.!

Sebenarnya bukan emasnya yang mengalami kenaikan harga luar biasa; tetapi Rupiah dan Dollar-nyalah yang memang tidak bisa diandalkan dalam rentang waktu yang panjang. Inilah sebabnya uang dalam Islam adalah benda riil yang memiliki nilai riil seperti emas (Dinar), dan perak (Dirham).

Banyak lagi sebenarnya pelajaran yang bisa diambil dari grafik diatas; misalnya kecenderungan adanya koreksi yang tajam terhadap daya beli Rupiah (dan juga Dollar) di setiap dasawarsa.

Pada dasawarsa 70-an, terjadi di tahun 1979 ketika Rupiah didevaluasi lebih dari 40 % dari Rp 442/US$ menjadi Rp 623/US$. Pada dasawarsa 80-an terjadi pada tahun 1984, ketika Rupiah di devaluasi lagi 13% dari Rp 909/US$ menjadi Rp 1,026/US$.

Paling parah kita tahu semua yaitu dasawarsa 90-an; tepatnya 1998 ketika Rupiah terdevaluasi sekitar 70% dari nilai tahun sebelumnya yaitu dari Rp 2,909/US$ (2007) menjadi Rp 10,014/US$ (2008).

Untuk dasarawsa 2000-an; kita dapat melihat tahun ini Rupiah telah mengalami penurunan nilai sekitar 19% dibandingkan dengan rupiah tahun lalu – yaitu dari Rp 9,349/US$ (2007) menjadi Rp 11.150/US$ (2008). Dasawarsa ini masih akan berlangsung 2 tahun lebih; mudah-mudahan dasawarsa ini tidak semakin memburuk.

(Ditulis oleh Muhaimin Iqbal di tahun 2009 yang insya Alloh masih sesuai dg kondisi sekarang)

Order / Pembelian Dinar



PEMBELIAN DINAR :
Sebelum membeli Dinar, ikuti petunjuk pembelian berikut :

1. Silakan lihat terlebih dahulu harga Dinar yang berlaku hari ini, Jam transaksi terbagi 2 sesi yaitu , Sesi I jam 08.00 – 12.00, Sesi II jam 12.30 – jam 16.00, hari Senin sampai Jum'at. Pembayaran/transfer bank diterima sampai jam 16.00. Gerai narDinar Bangkalan berhak melakukan perubahan jam transaksi, apabila fluktuasi harga Dinar diluar kewajaran.

2. Silakan kontak kami via telp atau SMS untuk memastikan ketersediaan stok Dinar

3. Untuk pembelian Dinar secara tunai, bisa langsung datang ke alamat kami, sedangkan untuk pembayaran via transfer bank, tersedia rekening bank :
a. Bank Syariah Mandiri KCP Pd Gede
No. Rek. 1080017723
Atas nama : Abdurrahman Shiyam

b. Bank Mandiri KCP Kawasan Industri Pl Gadung
No. Rek. 1250006497085
Atas nama : Abdurrahman Shiyam

c. BCA Cabang Bangkalan
No. Rek. 1850790929
Atas nama : Abdurrahman Shiyam

Mohon konfirmasi kepada kami via telp. atau SMS setelah transfer, mengingat transaksi Dinar menggunakan sistim real time. Sekarang Anda transfer, saat itu pula kami akan transfer ke Pusat. Setelah transfer diterima, Pusat akan melakukan transfer ke Logam Mulia, Aneka Tambang. Hal ini untuk menghindari spekulasi harga yang sangat dilarang Islam dan sesuai dengan jam sesi transaksi, karena harga Dinar sangat fluktuatif (naik turun). Kami berhak untuk membatalkan transaksi pembelian apabila pemberitahuan transfer telah melewati sesi jam transaksi.

4. Untuk pembeli dari dalam kota Bangkalan dan Kamal, Dinar bisa kami kirim ke alamat, dan pembayaran hanya melalui transfer bank untuk menjaga keamanan pada saat transaksi.

5. Untuk pembeli dari luar kota/luar pulau, jumlah yang ditransfer adalah sejumlah Dinar yang dibeli ditambah dengan ongkos kirim. Ongkos kirim tergantung kota tujuan. Kami menggunakan paket RPX dengan amplop standart RPX. Insya Allah aman dan terproteksi asuransi.


PENJUALAN DINAR

1. Sebelum anda menjual, konfirmasikan via telp/sms kepada Gerai narDinar Bangkalan terlebih dahulu. Kami berhak menolak dengan alasan over supply

2, Gerai narDinar Bangkalan hanya menerima penjualan kembali, apabila disertai dengan faktur/kwitansi

3. Harga beli terjadi pada saat transaksi Dinar kami terima.
TERIMA KASIH

Jumat, 22 Oktober 2010

Tanya Jawab mengenai Dinar

T : Apakah Dinar dan Dirham itu ?
J : Dinar atau Dinar Islam adalah koin emas kadar 22 karat dengan berat 4,25 gram, sedangkan Dirham adalah koin perak murni dengan berat 2,975 gram.

T : Apakah saat ini Dinar dipakai sebagai mata uang ?
J : Saat ini tidak ada satu negara yang menggunakan Dinar sebagai mata uang. Tetapi, sejak zaman Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam sampai saat keruntuhan Kekhalifahan Utsmaniah Turki tahun 1924, Dinar Islam inilah yang dipakai sebagai mata uang.

T : Bagaimana mengetahui keaslian Dinar ?
J : Keaslian Dinar ditentukan oleh kadar emas (22 karat) dan beratnya (4,25 gram). Desain maupun gambarnya bisa berbeda-beda. Gerai narDinar Bangkalan hanya menjual Dinar yang diproduksi oleh Logam Mulia (PT Aneka Tambang, Tbk), yang sudah diuji dan disertifikasi sesuai ISO Guide 17025 yang dikeluarkan oleh KAN (Komite Akreditasi Nasional) dan oleh LBMA (London Bullion Market Association) dan disertai sertifikat setiap kepingnya.

T : Saat ini banyak beredar Investasi Dinar Iraq, apakah sama dengan Dinar Islam ?
J : Dinar Iraq sangat berbeda dengan Dinar yang kami sediakan, Dinar Iraq adalah uang kertas biasa (uang fiat) yang diberi nama Dinar.

T : Bagaimana menghitung harga Dinar ?
J : Karena terbuat dari emas, maka harga Dinar mengikuti harga emas dunia. Karena harga emas dunia dalam US $, Euro dll, sedangkan nilai Rupiah juga bergerak relatif terhadap mata uang negara lain, maka harga Dinar juga dipengaruhi harga Rupiah.

T : Bagaimana perhitungan harga jual dan harga beli Dinar ?
J : Harga jual Dinar mengikuti harga emas internasional, ditambah biaya cetak, pajak , operasional dan margin. Dari keseluruhan ini, harga Dinar di Indonesia paling tinggi 4% - 5% diatas harga emas internasional.

T : Apakah harga Dinar akan terus naik ?
J : Harga Dinar berfluktuasi (naik turun) mengikuti harga emas dunia. Apabila ditarik ke belakang dalam jangka panjang, harga emas mengalami kenaikan yang significant dari US $ 35/troy ounce 40 tahun yang lalu, menjadi US $ 850 an saat ini. Harga Dinar mengalami kenaikan rata-rata 24 % - 27 % per tahun. Perlu diketahui bahwa, yang naik/turun sesungguhnya bukan Dinar atau emas itu, melainkan mata uang kertas yang dipakai sebagai pembandingnya.

T : Apakah saya akan mengalami kerugian apabila harga emas mengalami penurunan ?
J : Penting disadari bahwa yang naik/turun adalah alat ukur pembandingnya yang tidak bisa diandalkan (uang kertas), maka untung atau rugi terhadap nilai mata uang tertentu baik Rupiah maupun US $ tidak perlu menjadi ukuran satu-satunya atas keberhasilan atau kegagalan investasi Dinar kita. Menggunakan Dinar adalah proses hijrah dari penggunaan alat ukur muamalat yang tidak adil (uang kertas) ke alat ukur yang adil (Dinar/emas). Dinar terbukti memiliki daya beli yang stabil selama lebih dari 14 abad (hadits tentang harga kambing). Di dunia modern juga terbukti memiliki daya beli yang stabil terhadap minyak mentah sejak perang Dunia II

T : Seandainya saya membutuhkan uang Rupiah, bagaimana caranya saya menjual Dinar ?
J : Dinar bisa dijual kembali di Gerai narDinar Bangkalan atau di Gerai Dinar Pusat beserta seluruh jaringan keagenan. Atau bisa juga dijual kepada sesama pengguna Dinar. Karena terbuat dari emas, Insya Allah Dinar bisa juga dijual di toko emas. Karena Dinar belum terlalu familiar dengan toko emas, besar kemungkinan Dinar akan dibeli dengan harga murah oleh toko emas karena akan dilebur dahulu untuk dijadikan perhiasan. Sayang khan …Apabila anda sudah memiliki account m-dinar.com, bisa juga transaksi melalui di m-dinar, anda tinggal mentransfer jumlah dinar yang akan anda jual, setelah konfirmasi, kami akan mentransfer uang rupiah senilai dinar yang anda transfer sesuai rate dinar-rupiah pada saat transaksi ke rekening bank anda, mudah bukan.

T : Kalau dilihat, kenapa harga Dinar lebih mahal dari emas batangan ?
J : Di sistim hukum perpajakan Indonesia, emas dikategorikan menjadi dua, yaitu emas batangan dan emas perhiasan. Dinar, sayangnya dimasukkan dalam kategori perhiasan, otomatis terkena PPN 10 % .

T: Apa sih kentungan memiliki Dinar ?
J : Keuntungan memiliki Dinar bisa dilihat di arsip, “keuntungan memiliki Dinar” di blog ini juga

T : Apakah ada kewajiban zakat atas Dinar yang dimiliki ?
J : Sama dengan perhiasan, uang tabungan dan harta benda lainnya, semua terkena zakat apabila telah mencapai nishabnya (20 Dinar) dan melewati satu tahun. Zakatnya adalah 2,5 %

T : Berapa banyak perlu membeli Dinar ?
J : Investasi/menyimpan Dinar sangat dianjurkan secukupnya saja, yaitu untuk mengantisipasi hari tua/masa pensiun, antisipasi berbagai musibah, kebutuhan sekolah anak, biaya pernikahan anak, menunaikan ibadah haji, warisan (Islam menganjurkan untuk tidak meninggalkan keturunan yang lemah). Menyimpan emas/Dinar atau harta dalam bentuk apapun diluar untuk kebutuhan ini dapat tergolong menimbun yang sangat dilarang Islam.

T : Harga Emas khan mahal ?
J : Karena unit satuan yang kecil (1 Dinar), kurang tepat apabila dikatakan harga Dinar mahal, hal ini dikarenakan karena banyak masyarakat yang membeli perhiasan dengan berat 5 gram keatas. Bandingkan dengan Dinar yang memiliki kadar 22 karat dan berat 4,25 gram

T : Apakah harga Dinar di Gerai narDinar Bangkalan mahal ?
J : Jaringan Gerai Dinar mengembangkan etika jual beli islami yang transparan dan margin yang rendah, yaitu tidak lebih dari 2 % dari harga pasar internasional, baik pada saat menjual maupun membeli Dinar yang telah dijualnya. Dengan transparansi harga jual dan harga beli tersebut, masyarakat pengguna Dinar tidak perlu khawatir terlalu mahal membeli Dinar atau terlalu murah ketika menjualnya kembali.

T : Kalau saya mau menjual Dinar, dengan harga berapa Gerai narDinar Bangkalan membeli ?
J : Harga beli kembali kami apabila customer mau menjual Dinarnya ke kami adalah 4 % dibawah harga jual. Dari 4 % ini, 2 % adalah unsur alokasi pajak dan 2 % adalah margin Gerai narDinar Bangkalan untuk mencari pembeli.

T : Bagaimana caranya membeli Dinar ?
J : Cara membeli Dinar bisa dilihat di arsip “Order/membeli Dinar” diblog ini

T : Bagaimana kalau membeli 1 atau 2 keping Dinar, sedangkan pembeli ada di luar kota atau luar pulau ?
J : Untuk pembelian dalam jumlah kecil, pembeli bisa langsung datang ke alamat kami. Sedangkan untuk pembeli dari luar kota/luar pulau, Dinar bisa dikirim dengan paket RPX yang terproteksi asuransi. Insya Allah aman.

T : Bagaimana dengan ongkos kirimnya ?
J : Untuk pembeli dari luar kota/ luar pulau, ongkos kirim ditanggung pembeli.

Keuntungan memiliki Dinar

1. Memiliki nilai dakwah tinggi, karena dengan semakin banyak Dinar menyebar ke umat, akan semakin mendorong umat untuk menggunakan Dinar sebagai mata uang/alat tukar

2. Sebagai patokan batas minimal (nishab) zakat, umat akan sulit menghitung zakat dengan benar apabila tidak mengetahui harga Dinar

3. Sebagai investasi/tabungan untuk persiapan hari tua, biaya sekolah anak, biaya pernikahan anak, biaya menunaikan ibadah haji, warisan (Islam mengajarkan agar tidak meninggalkan keturunan yang lemah). Bisa juga dipakai sebagai hadiah, sedekah atau mahar pernikahan. Dimana semakin lama, biaya hidup dan harga barang kebutuhan semakin mahal, tetapi disatu sisi nilai uang semakin turun. Karena terbuat dari emas, maka harga Dinar mengikuti harga emas internasional, setiap tahun mengalami kenaikan 24 % - 27 %, bandingkan dengan bunga/bagi hasil bank yang hanya 4 % - 6 % per tahun.

4. Harta anda akan terselamatkan dari inflasi. Ketika nilai tukar uang kertas terus turun, nilai Dinar cenderung tetap/stabil. Sebagai contoh, berdasar hadits HR Buchori, harga seekor kambing pada zaman Rasulullah SAW adalah 1 Dinar. Sekarang ini (1400-an tahun kemudian) harga seekor kambing relatif tetap 1 Dinar (Rp 1.300.000). Jadi, dengan hanya 1 Dinar, kita bisa membeli seekor kambing di seluruh Dunia. Apakah 5 tahun lagi harga kambing Rp 1.300.000 ? gak mungkin, pasti lebih.Insya Allah, 5 tahun lagi atau 10 tahun lagi harga kambing tetap 1 Dinar. Artinya, setelah 14 abad, daya beli Dinar tetap/stabil. Allahuakbar.

5. Terjamin keaslian dan keakuratan kadar dan beratnya, karena diproduksi oleh Logam Mulia, unit bisnis dari PT Aneka Tambang Tbk, dan disertai sertifikat setiap kepingnya.

6. Unit satuan relatif kecil ( 1 Dinar), tidak perlu modal besar untuk berinvestasi emas

7. Memiliki sifat unit account, mudah dijumlahkan dan dibagi. Kalau kita punya 15 Dinar, hari ini kita mau jual 5 Dinar, maka tinggal dilepas yang 5 Dinar dan yang 10 Dinar tetap disimpan.

8. Harga jual kembali tetap tinggi, karena mengikuti harga emas internasional. Harga jual kembali Dinar hanya selisih 4 % dari harga beli pada hari transaksi.
9. Mudah diperjual belikan kepada sesama pengguna, karena tidak ada kendala model dan ukuran

10. Tidak perlu cemas/khawatir terhadap kenaikan/penurunan suku bunga/bagi hasil bank, dan terbebas dari krisis ekonomi dunia

11. Berinvestasi dengan Dinar, otomatis akan terbebas dari Riba

Sekilas Dinar Emas Islam

Dinar adalah mata uang berupa koin yang terbuat dari emas dengan kadar 22 karat (91,7 %) dan berat 4,25 gram. Dirham adalah mata uang yang terbuat dari Perak Murni dengan berat 2,975 gram.

Dinar dan Dirham adalah mata uang yang dipakai pada zaman Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam . Pada era kekhalifahan Umar bin Khatab, ditetapkan bahwa Dinar dan Dirham memiliki standart seperti tersebut diatas.

Di Indonesia, Dinar dan Dirham diproduksi oleh Logam Mulia, unit bisnis dari PT Aneka Tambang, Tbk, dan disertai Sertifikat setiap kepingnya. Keaslian dan keakuratan berat dan kadarnya telah diuji dan disertifikasi oleh KAN (Komite Akreditasi Nasional) dan oleh LBMA (London Bullion Market Association).

Dinar dan Dirham saat ini belum diakui secara resmi oleh Pemerintah sebagai alat tukar, sehingga pengenalan kembali Dinar dan Dirham di kalangan umat, digunakan pendekatan sebagai bentuk investasi/tabungan dan pelindung aset/harta umat. Dinar sebagai mata uang yang berasal dari Dunia Islam, sepanjang sejarah telah terbukti memiliki daya beli yang stabil lebih dari 1400 tahun.

Dalam kurun 40 tahun terakhir, Rupiah mengalami penurunan daya beli akibat INFLASI rata-rata 8 % per tahun, sedangkan US Dollar mengalami penurunan rata-rata 5 % per tahun. Sebaliknya dalam kurun waktu yang sama, nilai Dinar mengalami kenaikan nilai rata-rata 28,73 % per tahun terhadap Rupiah dan kenaikan rata-rata 10,12 % per tahun terhadap US Dollar. Bandingkan dengan bagi hasil Deposito di Bank yang berkisar 6 % - 8 %.

Dinar dapat digunakan sebagai investasi/tabungan jangka menengah/panjang, sangat cocok untuk rencana jangka panjang seperti menunaikan ibadah haji, biaya pernikahan anak, biaya sekolah anak, biaya membeli/perbaikan rumah, warisan (Islam melarang kita meninggalkan keturunan yang lemah) dan lain sebagainya.

Beban biaya dan kebutuhan hidup yang semakin berat memang tidak terasa ... dengan asumsi inflasi 7,5 % per tahun saja, biaya hidup kita dalam Rupiah akan meningkat lebih dari 100 % dalam 10 tahun mendatang. Kekuatan khasanah keadilan mata uang Dinar dapat dimanfaatkan untuk melindungi aset/harta kita dari kehancuran/penurunan nilai uang seperti yang pernah terjadi di Indonesia, yaitu Sanering Rupiah tahun 1965 dan Krisis Moneter tahun 1997-1998.

Trend Harga Emas (emas24.com)



Harga Emas Dunia Dalam 24 Jam

24 Hours Gold Price

24 Hours Gold Price