Selama 2500 tahun lebih emas adalah uang bagi seluruh peradaban manusia. Bahkan setelah Perang Dunia II-pun melalui Breton Wood Agreement 1945, uang masih dikaitkan dengan emas. Seperti dalam rangkaian balon dibawah, balon pertama US$ diikat dengan emas – 1 oz setara dengan US$ 35. Kemudian rangkaian balon berikutnya (Rupiah, Yen dlsb) diikat dengan US$ atau langsung terhadap emas.
Lantas apa jadinya ketika ikatan terhadap emas tersebut diputus sejak 15 Agustus 1971 melalui kejadian yang mengguncang dunia yang disebut Nixon Shock ?, seperti balon yang dilepas dari ikatannya – harga emas terus membubung tinggi. Bila pada tahun-tahun sebelum ikatan tersebut dilepas harga emas dunia berada pada kisaran US$ 35/Oz; pada tahun 1971 ketika ikatan dilepas, harga emas mulai merangkak ke angka US$ 40/Oz – kini harga itu telah mencapai US$ 1200-an/Oz atau dalam US$ naik 30 kali-nya selama kurun waktu 40 tahun saja.
Balon Rupiah lebih tinggi lagi terbangnya. Bila pada tahun pelepasan ikatan tersebut harga emas masih dikisaran Rp 500/gram ; kini harga itu di kisaran Rp 350,000/gram atau naik 700 kalinya selama 40 tahun terakhir !.
Well, itu sejarah mata uang dan harga emas – suka atau tidak suka itulah realitanya. Yang lebih penting bagi kita adalah bukan sejarah masa lalunya, tetapi memahami kemana arah terbangnya balon-balon tersebut kedepan, sehingga kita bisa mengambil keputusan yang bijak untuk diri, anak cucu dan generasi yang akan datang. Berikut adalah poin-poin yang akan menentukan arah terbang balon-balon tersebut :
· Sampai saat ini yang nampak didepan mata adalah uang akan terus dicetak tanpa ikatan apapun di seluruh dunia – persis seperti balon, isinya adalah awang-awang(udara).
· Negara-negara di dunia terus menambah hutang, di Amerika yang uangnya (US$) digunakan untuk harga emas dunia – hutang tersebut kini telah mencapai US$ 12.8 trilyun, naik sekitar US$ 3 trilyun dari tahun sebelumnya.
· Rule of Thumb-nya setiap kenaikan hutang Amerika US$ 1 trilyun, harga emas naik sekitar US$ 125/Oz, perhatikan pada grafik dibawah untuk memahami hubungan antara US Treaury Debt ini dengan harga emas.
· Untuk memberikan hasil yang berubah, diperlukan cara yang berubah pula. Maka bila belum ada perubahan dalam system pengelolaan uang dunia – kita juga belum bisa mengharapkan adanya perubahan dalam trend harga barang-barang tidak terkecuali emas.
Dari fakta-fakta tersebut diatas, saya melihatnya bahwa balon-balon tersebut rasanya belum akan turun dan balik ke pengikatnya. Yang terjadi mungkin malah sebaliknya, mereka akan semakin terbang tinggi dan kemudian menghilang. Barangkali inipula yang dilihat oleh Bank for International Settlements (BIS) sehingga secara diam-diam mereka mulai ‘memasukkan’ emas sebagai ‘alat tukar’ swap-nya, mereka mulai memerlukan kembali ikatan itu !. Wa Allahu A’lam. (Muhaimin Iqbal, Gerai Dinar, 15 Juli 2010)