(Cuplikan Artikel)
Satu pertanyaan yang termasuk sering saya terima adalah : apakah emas lokal, selain emas batangan produksi Antam aman dijadikan objek investasi? Harus diakui bahwa banyak fans emas batangan (Logam Mulia) produksi Antam adalah investor di kota-kota besar, terutama di Jakarta. Inipun tindakan berjaga-jaga yang wajar dimana masyarakat ingin investasi teraman. Sertifikat Antam adalah salah satu penjamin rasa tenang yang diharapkan investor, diluar kebutuhan akan kemudahan ketika harus melikuidasi (menjual kembali) emas tadi baik di dalam maupun luar negeri.
Emas dengan sertifikat Antam (yang distandarisasi institusi resmi dalam negeri KAN & internasional LBMA) diposisikan sebagai opposite emas lokal. Karena worldwide standard, maka memang ia bisa diperjualbelikan/ digadai dengan screening tak berpanjang-panjang di negara manapun.
Sementara pada kenyataannya di lokasi-lokasi lain, justru emas lokal yang tersedia. Dicetak olehlokal factory, diperjualbelikan di toko-toko lokal, dan diterima sebagai objek gadai juga di lembaga keuangan lokal seperti bank syariah dan pegadaian. Pembelinya juga tak memobilisasi emas tersebut hingga ke luar kota, apalagi ke luar negeri. Jadi mereka membeli dan menjualnya kembali di kota/ wilayah yang sama.
Istilah ‘lokal’ sendiri bisa bermakna tak hanya kota, bisa juga inner propinsi. Bahkan di Jakarta pun emas lokal yang datang dari wilayah lain dengan mudah kita jumpai. Selain itu, ‘lokal’ atau tidaknya suatu produk emas tak berarti menjelaskan bentuk. Emas lokal tak selalu berarti yang berbentuk bongkah atau lantakan, karena emas lokal pun ada yang berbentuk batang yang branded.
Jika kita harus mulai berinvestasi emas di lokasi yang tak terdapat emas batangan Antam, minimalkan resiko dengan perhatikan rambu-rambau sebagai berikut :
1. Pilih emas lokal yang diproduksi pabrikan dengan bentuk batang. Pabrik akan keluarkan sertifikat versinya sendiri, dan ini sah-sah saja. Hindari emas bongkah karena lebih mudah dipalsukan dengan cara ‘menyuntikkan’ logam lain ke dalamnya. Sementara emas batangan akan berubah bentuk jika kita lakukan cara yang sama sehingga jauh lebih mudah terdeteksi.
2. Pilih emas lokal yang diperjual-belikan toko terpercaya. Beli disitu, juga dijual disitu. Toko emas akan menambahkan kuitansi yang bisa memperkuat transaksi ketika dijual lagi nanti.
Sekarang bagaimana dengan value emas dan likuiditas emas lokal? Di pasar, emas lokal bisa dijual lbh rendah 5.000-20.000/gram dibanding emas sertifikat Antam, apa ini tanda-tanda tak baik? Bukan seperti itu. Karena sebetulnya basis harga emas local sama dengan emas lainnya maka valuenya naik seiring dalam kurun waktu yang sama. Seandainya emas lain naik 32% dalam setahun maka emas lokal juga. Karena dibeli lebih rendah (misal 10rb/gr), kemudian mengalami kenaikan 32% misalnya, maka ketika dijual setahun kedepan ia dihargai lebih rendah juga. Sesuatu yang wajar.
Karena sebetulnya dinilai valuable di tingkat lokal, pegadaian & bank syariah juga menerima emas lokal sebagaimana objek emas lainnya untuk tujuan gadai, seperti emas batangan bersertifikat Antam & emas perhiasan. Dengan nilai taksir yang lebih rendah, berarti secara otomatis nilai tebusnya juga lebih rendah ketika jatuh tempo.
******
Sehingga kita sampai pada kesimpulan bahwa emas lokal sebagai objek investasi pun fine-fine saja. Di beberapa daerah seperti Aceh, Medan, Semarang, Yogya, Banjarmasin emas lokal banyak beredar dan jauh lebih dikenal untuk dimiliki masyarakat sebagai tabungan/ simpanan. Sementara bagi investor yang lebih suka emas batangan Antam ataupun Dinar juga tak apa. Dinar bahkan menyebar via ratusan gerai se-Indonesia emas dan menjadi alat tukar yang mulai luas dipergunakan.
Terakhir, jangan pilih emas lokal apapun yang dibawah 16 Karat, biasanya tak diterima ketika dijadikan objek gadai sebab ‘kemuliaan’nya dianggap sangat rendah. Tetap semangat invest emas !!
(endy J Kurniawan, 24 Oktober 2011)