Ladies, meski beli emas perhiasan bukan purely investasi, pasti masih menyukai emas perhiasan, kan? Selera dasar perempuan, ingin sesuatu yang fashionable, sesuatu yang menarik dan ‘berkilau’ untuk dikenakan.
Seringkali memang situasi ‘memaksa’, terlalu banyak godaan di lapangan, sehingga saya akan berikan beberapa tips membeli perhiasan. Be a smart consumer. Pelajari lalu aplikasikan, mudah-mudahan membantu. Setidaknya membuat kita sebagai konsumen punya pengetahuan yang cukup agar tak mudah terkelabui saat transaksi.
Hal utama dan pertama yang perlu dipahami adalah perhiasan tidak bisa disebut investasi karena perlakuan terhadap jual-belinya tidak sestandar dinar & emas batangan. Karena ada unsure selera dan seni dalam pembuatannya,perhiasan lebih cocok disebut produk fashion, bukan investasi. Salah satu tak standarnya perlakuan jual-beli perhiasan adalah beda toko akan menyebabkan berbeda harga. Jangankan itu, berat emas yang sama tapi berbeda model bisa menyebabkan beda harga
Selisih jual-beli emas perhiasan bisa mencapai 10%, atau kadang dalam bentuk nominal berupa pengenaan ‘ongkos bikin’ Rp 60 ribu per gram. Sedangkan selisih jual-beli Dinar hanya 2-4% & emas batangan 6-10%.
Ketika emas dalam bentuk lain sudah menghasilkan return 20-25% per tahun, perhiasan baru mencapai return setengahnya, bahkan kadang bisa minus (rugi). Ada komponen ‘ongkos pembuatan’ atau biaya lebur yang dibebankan kepada pembeli ketika membeli emas, tapi tak diperhitungkan ketika konsumen menjualnya kembali, membuat selisih jual-beli emas perhiasan demikian besar. Emas perhiasan dibeli lebih mahal untuk berat yang sama dengan emas batangan karena ada ongkos pembuatan, dan dibeli lebih murah karena ongkos bikin tak dihitung. Akan tetapi, asalkan akan disimpan minimal 2 tahun, emas perhiasan masih lebih menguntungkan daripada tabungan & investasi medium risk lainnya, terlebih tabungan dan deposito.
Disisi lain, jika mau jujur, seberapa lama sih pemilik perhiasan bisa menahan diri untuk tidak ganti membeli atau tukar-tambah setiap model baru muncul? Mungkin setahun sekali. So, kembali, karena impaknya jelas rugi, maka mari memposisikan emas perhiasan sesuai peruntukannya : ia adalah fashion semata. Lupakan loss, return dan lain sebagainya.
OK, bagi yang sudah bulat bertekad, dan sudah pahami konsekuensinya, sekarang kita masuk ke langkah dan tips ketika membeli emas perhiasan :
1. Acuan harga. Pertama, sebelum membeli, wajib miliki info harga emas. Ini juga berlaku ketika jual. Jangan berangkat ke toko emas tanpa informasi apapun mengenai harga. Kita perlu peluru untuk nego saat transaksi. Yang perlu dicatat, harga pasar emas tak real time. Ini fakta. Harga naik di pasar internasional tak berarti harga lokal juga naik, apa lagi harga emas perhiasan. Penjual pasang harga di titik dia dapat untung terhadap harga emas + ongkos pembuatannya saat produksi, dan bukan semata mengikut harga emas dunia. Artinya, bisa jadi harga internasional turun, harga perhiasan tinggi. Sebaliknya, ketika harga internasional naik, perhiasan masih lebih rendah. Dari mana lihat acuan harga emas hari ini? Salah satunya dari www.logammulia.com. Terupdate jam 10-11 tiap harinya. Setelah dapatkan info ini, silakan pergi ke toko untuk melakukan transaksi.
2. Koridor harga. Harga toko bisa more / less 5% terhadap harga emas internasional. Kenapa 5%? Karena seekstrim apapun, dalam situasi ekonomi dunia normal, harga emas harian tak pernah turun/naik lebih dari 4% per hari. Rata-rata harga naik 2% per bulan. Dengan asumsi emas perhiasan yang dibeli hari ini adalah produksi 2 bulan lalu, maka bisa jadi ketika saat ini naik, harga toko less 4-5%. Demikian juga ketika harga emas dunia turun, bisa jadi harga di toko emas masih cukup rendah. Faktanya, memang lebih mudah bagi toko emas menaikkan (ikutan trend harga) dibanding harus menurunkan (ketika harga emas dunia turun). Oleh sebab itu, acuan +/- 5% bisa dijadikan koridor harga. Tak perlu kaget ketika jumpa harga yang lebih rendah atau lebih tinggi dibandingkan harga emas internasional, asalah dengan batasan wajar 5% tersebut.
3. Hitungan harga. Sekarang mari menghitung harga pantas berdasarkan berat dan kadar emasnya. Ketika ketemu perhiasan yang sesuai selera, tanyakan karat atau persentase kandungannya serta beratnya. Misalkan 22 Karat. Hitung : 22/24 x harga hari itu. Misal harga hari itu Rp 400.000 per gram untuk emas 24 karat, maka harga per gram emas 22 Karat adalah Rp 366.667, Lalu kalikan berat + ongkos 60 ribu per gram. Misal berat emas perhiasan adalah 10 gram, maka hitungannya adalah (366.667 x 10) + (60.000 x 10) = 3.666.670 + 600.000= 4.266.670. Kemudian plus-minuskan 5%,itulah harga wajar pasar.
Penguasaan kita terhadap informasi dan cara hitung seperti ini membuat toko emas tak main-main. Setidaknya kita punya bekal lakukan negosiasi. Posisi tawar sebagai konsumen naik.
Oya,tentang harga, ada tiga hal lagi yang perlu diperhatikan :
a. Tiap toko punya kebijakan harga berbeda. Toko yang berlokasi di mall megah wajar pasang harga lebih tinggi dari toko emas perhiasan di pasar tradisional, karena biaya operasi yang dibebankan ke harga emas juga berbeda.
b. Toko emas ‘branded’ yang memasarkan merek perhiasan terkenal dengan hasil karya seni tinggi juga akan memasarkan perhiasan dengan harga lebih ‘kinclong’, karena dipengaruhi kualitas emas, kualitas pengerjaan dan nama besar brand-nya.
c. Model juga berpengaruh. Makin baru makin tinggi harganya. Meski kita tak pernah tahu mana yang baru dan lama kan (kecuali emas branded yang mencantukan sertifikat berisi tahun pembuatan)? Apalagi untuk model perhiasan di kelas toko pasar tradisional. Model lama dan model yang lagi ‘hits’ juga sangat dibentuk oleh persepsi.
Terakhir, jika murni untuk berinvestasi, pilih emas batangan atau Dinar. Untuk fashion, silakan pilih perhiasan. Ada beberapa trik toko emas ketika menjual dan membeli emas (perhiasan maupun emas batangan), akan dikupas di tulisan berikutnya agar kita bisa terhindar dari praktek yang merugikan.
(Endy J Kurniawan, 4 Mei 2011)