Dalam tulisan saya tanggal 16 Desember 2010 lalu saya menjelaskan bahwa inflasi itu seperti ember bocor untuk mengangkut air, seberapa keras-pun kita bekerja – hasilnya tidak akan optimal karena tabungan kita terus tergerus oleh inflasi. Bila Anda punya uang banyak dan ditaruh di Deposito, hasil bersihnya setelah pajak hari-hari ini akan berada di kisaran 5 % per tahun. Bila di tabungan biasa, hasil bersihnya akan lebih rendah lagi yaitu di kisaran 3 % per tahun. Apalah artinya hasil yang 5% atau bahkan 3 % ini bila dibandingkan dengan inflasi rata-rata year on year (yoy) delapan tahun terakhir sejak Januari 2003 berada di kisaran 8% per tahun?.
Mau ditaruh di deposito dalam mata uang asing seperti US$ ?, lebih buruk lagi hasilnya. Hari-hari ini deposito US$ hanya akan memberikan hasil di kisaran 0.30% per tahun sementara tingkat inflasi rata-rata US$ adalah di kisaran 4% per tahun. Walhasil dimanapun uang Anda ditaruh, asal masih berupa uang kertas – akan tetap tergerus oleh inflasi – Anda tetap membawa air dalam ember yang bocor !.
Lantas apa yang Anda bisa lakukan, agar jerih payah Anda tetap bernilai ketika kelak dibutuhkan untuk biaya sekolah anak-anak, membayar biaya kesehatan di hari tua, agar di usia pensiun Anda tetap perkasa dari sisi financial ?.
Pertama ember yang bocor tersebut harus ditambal dahulu !, dengan apa ?, yang jelas sudah terbukti mudah dikelola dan available adalah mengamankan hasil jerih payah Anda secukupnya (agar tidak menimbun) dalam bentuk emas atau Dinar. Perhatikan grafik dibawah yang menggambarkan perbandingan appresiasi harga emas (yoy) dengan inflasi (yoy) selama 8 tahun terakhir sejak Januari 2003. Data Inflasi saya ambilkan dari datanya Bank Indonesia, harga emas saya ambilkan dari datanya Kitco, sedangkan konversinya ke Rupiah saya gunakan data dari Pacific Exchange Rate Services.
Dari grafik diatas Anda bisa lihat, appresiasi harga emas hampir selalu bisa melampaui inflasi dengan tingkat perbedaan yang cukup tinggi. Bila ditarik angka rata-ratanya selama 8 tahun terakhir, rata-rata appresiasi harga emas dalam Rupiah berada di kisaran 19 % per tahun , sedangkan rata-rata inflasi berada di kisaran 8 % per tahun. Jadi grafik tersebut diatas menunjukkan bahwa emas atau Dinar dengan mudah dapat Anda gunakan untuk menambal ember bocor yang namanya inflasi.
Kedua setelah ember Anda tidak lagi bocor, kini saatnya Anda dapat bekerja keras tanpa perlu kawatir hasilnya akan tergerus oleh inflasi. Bila diamnya emas atau Dinar saja dengan mudah akan mampu mengalahkan inflasi, tentu hasilnya akan lebih baik lagi dan lebih bermanfaat untuk umat yang luas bila emas atau Dinar tersebut digunakan untuk memutar sektor riil atau untuk berusaha.
Itulah sebabnya, kampanye penggunaan Dinar di situs ini tidak hanya berhenti pada sekedar menggunakan Dinar untuk proteksi nilai, tetapi lebih dari itu kita juga mendorong untuk lahirnya usaha-usaha sektor riil yang insyaAllah akan memberi manfaat yang lebih luas. Bahkan insyaallah kedepannya, bersamaan dengan sudah memasyarakatnya Dinar – kampanye untuk mendorong lahirnya berbagai usaha sektor riil ini akan lebih banyak kami tekankan. InsyaAllah.
(Muhaimin Iqbal, Owner Gerai Dinar, 28 Desember 2010)