Arisan uang, panci, perhiasan, mungkin dimonopoli perempuan. Sekarang, ketika orang mulai memperbaiki niat bahwa arisan sejatinya adalah menabung dan berinvestasi, bapak-bapak pun keranjingan. Tapi tidak ada satupun jenis investasi selain emas, yang tetap menarik dan menguntungkan ketika dijadikan objek arisan. Arisan rumah, kegedean. Arisan tanah, susah. Arisan saham, deposito, sukuk, reksadana, kedengeran aneh, apalagi prakteknya.
Sementara arisan emas bisa dimulai dari satuan paling kecil yakni 1 gram. Bisa setor uang ataupun emas itu sendiri. Jumlah peserta dan nilai emas yang hendak dijadikan sebagai reward bagi yang beruntung pun bisa disepakati jumlahnya.
Selain itu, beberapa kelebihan arisan emas adalah :
1. Adil. Nilai emas ‘tetap’ daya belinya terhadap komoditas lain, atau berarti naik jika divaluasi dengan rupiah. Jika kita ikut arisan uang dengan periode 1 tahun, misalnya dengan Rp 1 juta sebagai reward bagi yang beruntung, turun terus nilainya. Siapa saja yang dapatkan giliran mendapat di akhir rugi dibanding yang awal karena daya belinya terus turun. Katakanlah Rp 1 juta di Januari 2011 mampu membeli kebutuhan dapur lebih banyak dibanding Rp 1 juta di Januari 2012, mengapa? Karena harga-harga terus naik atau terinflasi.
Konsekuensinya, dengan objek arisan berupa emas, seluruh peserta arisan sepakat bahwa satuan rewardnya berupa gram emas tertentu, misalnya 10 gram, sehingga setoran terus menyesuaikan. Siapa yang mendapatkan arisan di awal 10 gram, nilainya sesungguhnya tetap dibanding siapapun yang mendapatkannya di akhir periode.
2. Langsung bernilai investasi
Arisan berupa uang cenderung lebih mudah dibelanjakan, apalagi jika diadakan di mal dan pusat perbelanjaan, dimana godaan belanja siap mengahadang jalur pulang si pemenang arisan. Dalam bentuk fisik emas, kita cenderung menyimpannya baik-baik.
3. Ajang silaturrahim dan investasi yang seru serta menyenangkan
Arisan bisa diatur biaya setorannya sesuai kesanggupan peserta. Dalam bungkus suasana yang bergembira, setoran arisan mungkin tak terlalu terasa menyiksa. Ketika saat berkumpul tiba, silaturrahim dibangun dan diperkuat. Asal tanpa gossip dan pembicaraan yang sia-sia, perjumpaan saat arisan bisa jadi sarana memperkuat ukhuwah, saling menasihati serta mendorong dalam kebaikan.
Satu tantangan dalam pelaksanaan arisan emas adalah tentang disiplin setoran. Seringkali, niat awal yang menggebu kandas di tengah jalan karena tak ada yang bersedia untuk luangkan waktu lebih mengelolanya, atau karena anggota arisannya tak aktif lagi entah kemana.
Oleh sebab itu, sebagai modal awal, peserta arisan disarankan berasal dari satu kelompok/ komunitas yang telah :
- Saling kenal sebelumnya
- Terikat satu sama lain, mungkin disatukan minat (misal: investasi syariah), kegiatan (misalnya pengajian), lokasi (misalnya perumahan atau kantor), pekerjaan (misalnya : sesama akuntan atau guru di suatu yayasan pendidikan), organisasi (misal : asosiasi, ormas) maupun almamater tertentu
- Sepakat untuk saling bertemu secara periodik untuk pengocokan
- Sepakat untuk saling membantu penguatan finansial satu sama lain dengan jalan arisan
- Terikat satu sama lain, mungkin disatukan minat (misal: investasi syariah), kegiatan (misalnya pengajian), lokasi (misalnya perumahan atau kantor), pekerjaan (misalnya : sesama akuntan atau guru di suatu yayasan pendidikan), organisasi (misal : asosiasi, ormas) maupun almamater tertentu
- Sepakat untuk saling bertemu secara periodik untuk pengocokan
- Sepakat untuk saling membantu penguatan finansial satu sama lain dengan jalan arisan
Selain mengenai kesepakatan di atas, jalur komunikasi dan adanya pengurus arisan juga penting untuk membuat arisan berjalan baik dan lancar. Bagaimana pengaturan kepesertaaan arisan, bagaimana mekanisme transaksi, apa saja objek arisan untuk investasi ini, berapa jumlah setoran, dan lainnya, kita akan bahas secara rinci pada tulisan berikutnya.
Wallahua’lam
(Endy J Kurniawan, 26 Maret 2011)